Bantu Kami Share Info Menarik dan Dapatkan Rp350.00 per Kunjungannya Menarik Mudah dan Asik Kunjungi 8Share.co.id

Perilaku Organisasi : Makalah Mengelola Perilaku Buruk Dan Stres

Thursday, 19 November 2015


Silahkan Download Makalahnya



Perilaku Organisasi : Contoh Makalah MENGELOLA PERILAKU BURUK DAN STRESS INDIVIDU

MENGELOLA PERILAKU BURUK DAN STRESS INDIVIDU
A.   Manajemen Perilaku Buruk
 Suatu pemahaman mengenai mengelola pekerja tidak lengkap tanpa mempelajari, membahas, mengantisipasi, dan mengatasi adalah apa yang disebut dalam makalah ini sebagai manajemen perilaku buruk karyawan (management of employee misbehavior, MEM). Manajer sering kali dihadapkan dengan masalah perilaku di lingkungan kerja yang harus dipecahkan untuk mencegah datangnya konsekuensi negative tambahan. Mengelola perilaku buruk berhubungan dengan kesigapan manajer untuk bertanggung jawab, bertindak, memecahkan dan memperbaiki masalah.
B.   Intervensi Manajemen
Intervensi Manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer  untuk mencegah, mengendalikan, atau merespons perilaku buruk yang berbahaya. Terdapat tiga titik spesifik dari intervensi manajemen :
1. Manajemen dapat dengan hati-hati menyeleksi dan menolak mempekerjakan individu     yang “berisiko.”
2. Manajemen perlu mempengaruhi kekuatan normatif, dan juga kekuatan instrumental. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan munculnya pekerjaan, kelompok atau organisasi yang memicu perilaku buruk.
3. Manajer berusaha untuk mengurangi kemungkinan munculnya niat melakukan perilaku  buruk. Anggota suatu tim yang menghargai menjadi bagian dari unit, mungkin belajar bahwa perilaku buruk dapat menyebabkan mereka ditransfer ke unit lain.
C. Perilaku Buruk yang Terpilih
Daftar perilaku buruk karyawan yang potensial dapat menjadi daftar yang panjang. Berikut hanya dibahas beberapa dari perilaku buruk yang mungkin.
1. Pelecehan Seksual (Seksual Harassment)
Pelecehan seksual merupakan bentuk agresi dan perilaku yang tidak etis. Perilaku buruk ini mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan fisik atau verbal lain ketika (a) perlakuan atau penolakan tindakan seperti itu dibuat secara eksplisit atau implisit dalam proses penerimaan individu sebagai karyawan, (b) perlakuan atau penolakan tindakan semacam itu oleh seorang individu yang digunakan sebgai dasar keputusan ketenagakerjaan yang mempengaruhi individu tersebut, atau (c) tindakan semacam itu memiliki tujuan atau dampak yang mempengaruhi kinerja individu atau mencipatakan suatu intimidasi, permusuhan, atau lingkungan kerja yang menentang.
2.  Agresi dan Kejahatan
Agresi ditempat kerja adalah usaha dari seorang individu yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya, atau yang pada saat ini bekerja untuknya atau yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Bentuk fisik dari agresi dapat melibatkan serangan dengan tinju, mendorong, menampar atau dengan menggunakan senjata. Bentuk verbal dari agresi ditunjukkan dengan kata-kata, gosip, atau tuduhan.
Dimensi verbal-fisik
Dimensi aktif-pasif
Dimensi langsung-tidak langsung
Fisik
Aktif
Langsung
Tidak langsung
Bunuh diri
Kekerasan
Kekerasan seksual
Penampilan mesum
Mengganggu orang lain
Gerak gesit yang mesum
Pencurian
Sabotase
Menghancurkan property
Mengkonsumsi sumber daya yang diperlukan
Pasif
Melambatkan kinerja dengan sengaja
Menolak menyediakan sumber daya yang diperlukan
Meninggalkan wilayah kerja ketika targer masuk
Mencegah target untuk mengekspresikan diri
Datang terlambat ke pertemuan
Menunda pekerjaan untuk membuat target tampak buruk.
Gagal melindungi kesejahteraan target
Menyebabkan orang lain menunda tindakan
Verbal
Aktif
Ancaman
Teriakan
Pelecehan seksual
Hinaan da serkasme
Memamerkan status
Evakuasi kinerja yang tidak adil
Menyebarkan gossip
Mengadu
Berbicara dibelakang target
Merendahkan pendapat
Menyerang protégé
Mengirimkan informasi yang merusak
Pasif
Gagal membalas panggilan tetephone
Mendiamkan target
Mengutuk dengan pujian tersamar
Menolak permintaan target
Gagal mengirimkan informasi
Gagal menyangkal gossip yang salah
Gagal membela target
Gagal memperingatkan bahaya yang akan muncul

3.  Bullying
Bullying didefinisikan sebagai tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahkan kepada rekan kerja yang lain, dimana hal tersebut dilakukan secara sengaja maupun secara tidak sadar – jelas menyebabkan rasa malu dan tertekan, dan menciptakan lingkunagn kerja yang tidak menyenangkan.Peran dari budaya organisasi dalam memelihara perilaku bullying dapat dilihat dalam sebuah contoh, seperti manajer yang menggunkan intimidasi, ancaman untuk memecat, dan menjanjikan tindakan pendisiplinan jika kinerja tidak berkembang.
4.  Ketidaksopanan
Ketidaksopanan tempat kerja berhubungan dengan tindak tanduk kasar, tidak sopan, atau merendahkan orang lain.                Terdapat sejumlah alasan mengapa rekan kerja bersikap tidak sopan di tempat kerja. Beberapa merasa sangat terasingkan sehingga mereka tidak merasakan kesetiaan terhadap tempat pekerjaan, rekan kerja, atau organisasi mereka. Sebagai tambahan ada rasa takut mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah saya masih akan memiliki pekerjaan esok hari? Kemudian terdapat beban kerja yang berat. Penurunan jumlah karyawan, ekspektasi manajerial, dan tekanan untuk bekerja lebih keras dan lebih lama menciptakan beban kerja yang meningkat.
5.  Penipuan
Penipuan adalah tindakan yang disengaja untuk mengalihkan atau menyalah artikan informasi yang menyebabkan orang lain atau kelompok menyerahkan sesuatu yang berharga. Untuk mengurangi kesempatan berbuat curang, seharusnya diberikan pemisahan tanggung jawab yang jelas. Penggunaan kontrol internal memang baik, tapi kontrol tersebut dapat dilangkahi oleh orang yang termotivasi dengan kuat. Memastikan adanya keadilan, kondisi kerja yang baik, dan kepemimpina yang adil akan mengurangi motivasi karyawan untuk melakukan penipuan.
6.  Penyalahgunaan Obat di Tempat Kerja
Survei terhadap pekerja penuh waktu yang melaporkan penggunaan obat terlarang menyatakan bahwa mereka biasanya telah memiliki tiga atau lebih pekerjaan sebelumnya, seringkali tidak hadir ke tempat kerja, dan sebgai akibatnya dengan sukarela meninggalkan perusahaan atau diberhentikan oleh perusahaan. Organisasi perlu berusaha mengidentifikasika tanda-tanda dari penyalahgunaan obat sebelum individu dipekerjakan. Pengujian obat digunakan untuk karyawan yang akan bekerja dan untuk karywan yang dicurigai memiliki kecenderungan, pengujian pasca kejadian digunakan.
7.  Cyberslacking
Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi merupakan suatu bentuk dari bermalas-malasan secara virtual atau “cyberslacking.” Kemampuan menghilangkan semua cyberslacking menggunakan waktu mereka berselancar tidaklah mungkin. Akan tetapi, dengan memiliki aturan, mengkomunikasikannya, dan memberlakukannya akan mengurangi perilaku buruk ini.
8.  Sabotase
Suatu bentuk perilaku buruk yang mengeluarkan banyak biaya adalah sabotase, yang berhubungan dengan merusak atau menghancurkan peralatan, tempat kerja, atau data rekan kerja atau organisasi. Terdapat tiga jenis sabotase: orang, peralatan dan operasi. Mempertahankan jalur komunikasi tetap terbuka adalah membagi perhatian, memecah masalah dan jalan bagi karyawan yang tidak puas sebelum mereka bertindak negatif.
9.    Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan, konsumsi, atau transfer uang atau barang yang dimiliki oleh organisasi tanpa izin.
Empat (4) motif STEAL (Support, Thwart, Even the score, Approva L)
      a. Motif pendekatan (approach motive)
Sebagian besar manajer berusaha untuk mencegah pencurian, akan tetapi dalam beberapa kasus terdapat peraturan tidak tertulis yang mengizinkan (menyetujui) beberapa pencurian.
      b. Motif dukungan (support motive)
Suatu kelompok kerja dengan norma yang menyimpang tentang pencurian dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pencurian.
Tujuan seorang
Organisasi
Rekan kerja
     Prososial (membantu)



     Antisocial (berbahaya)
      Persetujuan
      Mengikuti petunjuk dan norma manajer berkenaan pencurian
      Membalas perbuatan orang lain
      Ingin merugikan organisasi
      Dukungan
      Mengikuti norma kelompok kerja yang membenarkan pencurian
      Menentang norma kelompok kerja berkenaan dengan pencurian
c. Motif membalas perbuatan orang lain (Event the Score Motive)
Suatu perilaku antisocial dirancang untuk menghasilkan sejumlah bentuk yang berbahaya bagi organisasi.
      d.      Motif menggagalkan (Thwoart Motive)
Motif menggagalkan diajukan untuk menentang norma kelompok yang mengatur pencurian.
10. Privasi
Privasi di tempat kerja merupakan hal penting yang dihadapi manajer dan keryawan. Perspektif manajerial mengenai privasi dapat termasuk pengujian obat terlarang, penggeledahan computer, pengintaian dengan menggunakan rekaman kaset atau video, dan memonitor perilaku diluar jam kerja.
·         Privasi e-mail
·         Batasan organisasi
Hubungan antara karyawan dan pemberi kerja merupakan hubungan timbal balik. Seorang pemberi kerja berharap karyawan tidak memberitahukan rahasia perusahaan, jadi selayaknya manajemen member dan menghormati privasi karyawan. Agar hubungan timbal balik terjalin.
A.  STRESS INDIVIDU
1. Pengertian
Kata stres bermula dari bahasa latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan. Stres merupakan sesuatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu. Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, hal tersebut dinamakan distress. Distress kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
Ada beberapa pengertian dari stres yaitu:
 Menurut Robbin, Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu  tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Menurut Michael, Stres merupakan suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu yang merupakan konsekwensi dari setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang
Pada dasarnya stress merupakan sebuah tekanan yang terjadi pada diri  seorang individu baik itu  berupa beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat individu tersebut merasa terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain  stress merupakan tekanan yang tidak biasa terjadi diri  setiap individu karna adanya tuntutan.
2.  Penyebab orang mengalami stres
Stres yang dialami oleh seseorang biyasanya selalu berkonotasi negatif karena akan mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses mengingat yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan glokosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih kepada neuron. Hal dapat mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Disisi lain jika stres dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya pengiriman glukosa ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia.
Adapun 3 faktor penyebab stres:
Faktor Lingkungan                                                                  
·      Ketidakpastian Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan mereka.
·      Ketidakpastian  Politik, misalnya adanya peperangan akibat perebutan kekuasaan.
·       Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom dimana-mana.
Faktor Organisasional
·      Tuntutan Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan tata letak fisik  pekerjaan.
·      Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
·      Tuntutan Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu atau terjain hungan yang buruk.
Faktor personal
·      Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan keluarga.
·      Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang didambakan.
Berasal dari kepribadiannya sendiri.
     Dari berbagai masalah yang telah disebutkan tadi baik dari masalah yang hadapi secara personal, organisasi, dan lingkungan. Hal semacam itu yang sangat tidak diharapkan setiap orang dalam segala kondisi apapun, terutama dalam pekerjaan. Organisasi pun sangat tidak menginginkan setiap anggotanya mengalami masalah tersebut. Oleh karena itu peran sebagai pemimpin atau manajer sangat berperan supaya bisa menyelesaikan masalah tersebut agar tidak mengganggu organisasi.
E. DAMPAK DAN AKIBAT DARI STRESS
Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering terjadi. Hal ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa di atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakin seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunya akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk dengan daya ingat.
Dampak dan akibat dari stress itu  sendiri dalam buku Organizational Behavior (Robbin), dikelompokkan menjadi tiga gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
·         Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
·         Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
·          Gejala Perilaku, meliputi perubahan produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak nyamanan setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres yang dialaminya. Bahkan sampai pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang membuat dampak seperti itu.
F.  MANAJEMEN STRES ATAU CARA MENGATASI STRESS
Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
Pendekatan Individual
·      Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres. Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
·      Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari, cukup melakukan olah raga yang ringan.

·      Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang tegang menjadi relaks. Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
·      Perluasan jaringan dukungan social
Berhubungan dengan banyak orang memang sanagt diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam pekerjaan, dengan memiliki banyak jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan sebagi tempat berbagi dalam memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap orang hal seperti ini sangat diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah makhluk sosial yang saling butuh membutuhkan.
Pendekatan Organisasional
·      Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh. Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan membuat keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural mungkin akan menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.
·      Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan berbede satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya seorang petani yang tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang mencari ikan, tentunya akan kesulitan.
·      Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.
Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan mungkin sering juga terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan peran suatu organisasional tersebut. Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi atau mencegah stres itu sendiri.
·      Penetapan tujuan yang realistis.
Setiap organisasi pastinya memiliki suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit maupun non profit. Namun tujuan organisasi itu harus juga bersifat real sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Kemampuan suatu organisasi dapat dilihat dari skli yang dimiliki oleh setiap orang anggotanya. Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga sesuai dengan kemampuan anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula. Namun sebaliknya jika organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya kordinasi yang jelas stres itu akan timbul.
·      Pendesainan ulang pekerjaan.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkina terjadi karena faktor kerjaan yang sangat berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah membuat teknik cara pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk mengerjakan pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan timbul stres. Perbaikan dalam komunikasi organisasi. Komunikasi itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi ke atasan mau pun bawahan.
·      Membuat bimbingan konseling

Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang. Psikologis seseorang terganggu sekali ketika stres itu menimpa. 

1 comment