Perilaku Organisasi : Contoh Makalah MENGELOLA PERILAKU BURUK DAN STRESS INDIVIDU
MENGELOLA PERILAKU BURUK DAN STRESS INDIVIDU
A. Manajemen
Perilaku Buruk
Suatu pemahaman mengenai mengelola pekerja tidak lengkap
tanpa mempelajari, membahas, mengantisipasi, dan mengatasi adalah apa yang
disebut dalam makalah ini sebagai manajemen perilaku buruk karyawan (management
of employee misbehavior, MEM). Manajer sering kali dihadapkan dengan masalah
perilaku di lingkungan kerja yang harus dipecahkan untuk mencegah datangnya
konsekuensi negative tambahan. Mengelola perilaku buruk berhubungan dengan
kesigapan manajer untuk bertanggung jawab, bertindak, memecahkan dan
memperbaiki masalah.
B. Intervensi
Manajemen
Intervensi
Manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer untuk mencegah, mengendalikan, atau merespons
perilaku buruk yang berbahaya. Terdapat tiga titik spesifik dari intervensi
manajemen :
1. Manajemen dapat dengan
hati-hati menyeleksi dan menolak mempekerjakan individu yang “berisiko.”
2. Manajemen perlu mempengaruhi
kekuatan normatif, dan juga kekuatan instrumental. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kemungkinan munculnya pekerjaan, kelompok atau organisasi yang
memicu perilaku buruk.
3. Manajer
berusaha untuk mengurangi kemungkinan munculnya niat melakukan perilaku buruk. Anggota suatu tim yang menghargai
menjadi bagian dari unit, mungkin belajar bahwa perilaku buruk dapat
menyebabkan mereka ditransfer ke unit lain.
C. Perilaku Buruk yang Terpilih
Daftar perilaku buruk karyawan yang potensial dapat
menjadi daftar yang panjang. Berikut hanya dibahas beberapa dari perilaku buruk
yang mungkin.
1. Pelecehan Seksual (Seksual Harassment)
Pelecehan seksual merupakan bentuk agresi dan perilaku
yang tidak etis. Perilaku buruk ini mengambil bentuk godaan seksual yang tidak
diinginkan, permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan fisik atau verbal
lain ketika (a) perlakuan atau penolakan tindakan seperti itu dibuat secara
eksplisit atau implisit dalam proses penerimaan individu sebagai karyawan, (b)
perlakuan atau penolakan tindakan semacam itu oleh seorang individu yang
digunakan sebgai dasar keputusan ketenagakerjaan yang mempengaruhi individu
tersebut, atau (c) tindakan semacam itu memiliki tujuan atau dampak yang
mempengaruhi kinerja individu atau mencipatakan suatu intimidasi, permusuhan,
atau lingkungan kerja yang menentang.
2. Agresi dan Kejahatan
Agresi ditempat kerja adalah usaha dari seorang individu
yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya,
atau yang pada saat ini bekerja untuknya atau yang bekerja dalam organisasi itu
sendiri. Bentuk fisik dari agresi dapat melibatkan serangan dengan tinju, mendorong,
menampar atau dengan menggunakan senjata. Bentuk verbal dari agresi ditunjukkan
dengan kata-kata, gosip, atau tuduhan.
Dimensi verbal-fisik
|
Dimensi aktif-pasif
|
Dimensi langsung-tidak langsung
|
|
Fisik
|
Aktif
|
Langsung
|
Tidak langsung
|
Bunuh diri
Kekerasan
Kekerasan seksual
Penampilan mesum
Mengganggu orang lain
Gerak gesit yang mesum
|
Pencurian
Sabotase
Menghancurkan property
Mengkonsumsi sumber daya yang diperlukan
|
||
Pasif
|
Melambatkan kinerja dengan sengaja
Menolak menyediakan sumber daya yang diperlukan
Meninggalkan wilayah kerja ketika targer masuk
Mencegah target untuk mengekspresikan diri
|
Datang terlambat ke pertemuan
Menunda pekerjaan untuk membuat target tampak buruk.
Gagal melindungi kesejahteraan target
Menyebabkan orang lain menunda tindakan
|
|
Verbal
|
Aktif
|
Ancaman
Teriakan
Pelecehan seksual
Hinaan da serkasme
Memamerkan status
Evakuasi kinerja yang tidak adil
|
Menyebarkan gossip
Mengadu
Berbicara dibelakang target
Merendahkan pendapat
Menyerang protégé
Mengirimkan informasi yang merusak
|
Pasif
|
Gagal membalas panggilan tetephone
Mendiamkan target
Mengutuk dengan pujian tersamar
Menolak permintaan target
|
Gagal mengirimkan informasi
Gagal menyangkal gossip yang salah
Gagal membela target
Gagal memperingatkan bahaya yang akan muncul
|
3. Bullying
Bullying didefinisikan
sebagai tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahkan kepada rekan
kerja yang lain, dimana hal tersebut dilakukan secara sengaja maupun secara
tidak sadar – jelas menyebabkan rasa malu dan tertekan, dan menciptakan
lingkunagn kerja yang tidak menyenangkan.Peran dari budaya organisasi dalam
memelihara perilaku bullying dapat dilihat dalam sebuah contoh, seperti manajer
yang menggunkan intimidasi, ancaman untuk memecat, dan menjanjikan tindakan
pendisiplinan jika kinerja tidak berkembang.
4. Ketidaksopanan
Ketidaksopanan tempat
kerja berhubungan dengan tindak tanduk kasar, tidak sopan, atau merendahkan
orang lain. Terdapat
sejumlah alasan mengapa rekan kerja bersikap tidak sopan di tempat kerja.
Beberapa merasa sangat terasingkan sehingga mereka tidak merasakan kesetiaan
terhadap tempat pekerjaan, rekan kerja, atau organisasi mereka. Sebagai
tambahan ada rasa takut mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah
saya masih akan memiliki pekerjaan esok hari? Kemudian terdapat beban kerja
yang berat. Penurunan jumlah karyawan, ekspektasi manajerial, dan tekanan untuk
bekerja lebih keras dan lebih lama menciptakan beban kerja yang meningkat.
5. Penipuan
Penipuan adalah tindakan
yang disengaja untuk mengalihkan atau menyalah artikan informasi yang
menyebabkan orang lain atau kelompok menyerahkan sesuatu yang berharga. Untuk
mengurangi kesempatan berbuat curang, seharusnya diberikan pemisahan tanggung
jawab yang jelas. Penggunaan kontrol internal memang baik, tapi kontrol
tersebut dapat dilangkahi oleh orang yang termotivasi dengan kuat. Memastikan
adanya keadilan, kondisi kerja yang baik, dan kepemimpina yang adil akan
mengurangi motivasi karyawan untuk melakukan penipuan.
6. Penyalahgunaan
Obat di Tempat Kerja
Survei terhadap pekerja
penuh waktu yang melaporkan penggunaan obat terlarang menyatakan bahwa mereka
biasanya telah memiliki tiga atau lebih pekerjaan sebelumnya, seringkali tidak
hadir ke tempat kerja, dan sebgai akibatnya dengan sukarela meninggalkan perusahaan
atau diberhentikan oleh perusahaan. Organisasi perlu berusaha
mengidentifikasika tanda-tanda dari penyalahgunaan obat sebelum individu
dipekerjakan. Pengujian obat digunakan untuk karyawan yang akan bekerja dan
untuk karywan yang dicurigai memiliki kecenderungan, pengujian pasca kejadian
digunakan.
7. Cyberslacking
Penggunaan internet untuk
kepentingan pribadi merupakan suatu bentuk dari bermalas-malasan secara virtual
atau “cyberslacking.”
Kemampuan menghilangkan semua cyberslacking menggunakan waktu mereka
berselancar tidaklah mungkin. Akan tetapi, dengan memiliki aturan, mengkomunikasikannya,
dan memberlakukannya akan mengurangi perilaku buruk ini.
8. Sabotase
Suatu bentuk perilaku
buruk yang mengeluarkan banyak biaya adalah sabotase, yang berhubungan dengan merusak atau menghancurkan
peralatan, tempat kerja, atau data rekan kerja atau organisasi. Terdapat tiga
jenis sabotase: orang, peralatan dan operasi. Mempertahankan jalur komunikasi
tetap terbuka adalah membagi perhatian, memecah masalah dan jalan bagi karyawan
yang tidak puas sebelum mereka bertindak negatif.
9.
Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan, konsumsi, atau
transfer uang atau barang yang dimiliki oleh organisasi tanpa izin.
Empat (4) motif STEAL
(Support, Thwart, Even the score, Approva L)
a. Motif pendekatan (approach motive)
Sebagian besar manajer berusaha untuk mencegah pencurian, akan tetapi dalam
beberapa kasus terdapat peraturan tidak tertulis yang mengizinkan (menyetujui)
beberapa pencurian.
b. Motif dukungan (support
motive)
Suatu kelompok kerja dengan norma yang menyimpang tentang pencurian dapat
memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pencurian.
Tujuan seorang
|
Organisasi
|
Rekan kerja
|
Prososial
(membantu)
Antisocial
(berbahaya)
|
Persetujuan
Mengikuti
petunjuk dan norma manajer berkenaan pencurian
Membalas
perbuatan orang lain
Ingin
merugikan organisasi
|
Dukungan
Mengikuti
norma kelompok kerja yang membenarkan pencurian
Menentang norma
kelompok kerja berkenaan dengan pencurian
|
c. Motif membalas
perbuatan orang lain (Event the Score Motive)
Suatu perilaku antisocial dirancang untuk menghasilkan sejumlah bentuk yang
berbahaya bagi organisasi.
d. Motif menggagalkan (Thwoart Motive)
Motif menggagalkan diajukan untuk menentang norma kelompok yang mengatur
pencurian.
10. Privasi
Privasi di tempat kerja merupakan hal penting yang
dihadapi manajer dan keryawan. Perspektif manajerial mengenai privasi dapat
termasuk pengujian obat terlarang, penggeledahan computer, pengintaian dengan
menggunakan rekaman kaset atau video, dan memonitor perilaku diluar jam kerja.
·
Privasi e-mail
·
Batasan organisasi
Hubungan antara karyawan dan pemberi kerja merupakan
hubungan timbal balik. Seorang pemberi kerja berharap karyawan tidak
memberitahukan rahasia perusahaan, jadi selayaknya manajemen member dan
menghormati privasi karyawan. Agar hubungan timbal balik terjalin.
A. STRESS INDIVIDU
1. Pengertian
Kata
stres bermula dari bahasa latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan
tekanan. Stres merupakan sesuatu yang tidak diharapkan yang muncul karena
tingginya suatu tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara
kemampuan dan kekuatan terganggu. Bilamana stres telah mengganggu fungsi
seseorang, hal tersebut dinamakan distress. Distress kebanyakan dirasakan orang
jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang berat atau tugas yang
dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif atau stres
yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
Ada beberapa
pengertian dari stres yaitu:
Menurut Robbin, Stres adalah
suatu kondisi dinamis
dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan,
atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.
Menurut Michael, Stres merupakan
suatu respon adaptif,
dimoderasi oleh perbedaan individu
yang merupakan konsekwensi dari setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang
Pada dasarnya stress
merupakan sebuah tekanan yang terjadi
pada diri seorang individu baik itu berupa
beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat
individu tersebut merasa terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain
stress merupakan tekanan yang tidak
biasa terjadi diri setiap individu
karna adanya tuntutan.
2. Penyebab orang mengalami stres
Stres
yang dialami oleh seseorang biyasanya selalu berkonotasi negatif karena akan
mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses
mengingat yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres
bisa meningkatkan glokosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih
kepada neuron. Hal dapat mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan
pengembalian ingatan. Disisi lain jika stres dilakukan secara terus menerus,
akan menyebabkan terhambatnya pengiriman glukosa ke otak yang mengakibatkan
rendahnya daya ingat manusia.
Adapun 3 faktor penyebab stres:
Faktor Lingkungan
·
Ketidakpastian
Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan mereka.
·
Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat
perebutan kekuasaan.
·
Perubahan
Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom
dimana-mana.
Faktor
Organisasional
·
Tuntutan Tugas,
misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan tata letak
fisik pekerjaan.
·
Tuntutan Peran,
misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
·
Tuntutan
Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu atau terjain
hungan yang buruk.
Faktor
personal
·
Persoalan
Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan
keluarga.
·
Persoalan
Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang didambakan.
Berasal dari
kepribadiannya sendiri.
Dari berbagai masalah yang telah
disebutkan tadi baik dari masalah yang hadapi secara personal, organisasi, dan
lingkungan. Hal semacam itu yang sangat tidak diharapkan setiap orang dalam
segala kondisi apapun, terutama dalam pekerjaan. Organisasi pun sangat tidak
menginginkan setiap anggotanya mengalami masalah tersebut. Oleh karena itu
peran sebagai pemimpin atau manajer sangat berperan supaya bisa menyelesaikan
masalah tersebut agar tidak mengganggu organisasi.
E. DAMPAK DAN
AKIBAT DARI STRESS
Berbagai tekanan dan
gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering terjadi. Hal ini
lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa di
atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri.
Semakin seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya
sendiri tentunya akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat
mengganggu kerja otak termasuk dengan daya ingat.
Dampak dan akibat dari stress itu
sendiri dalam buku Organizational Behavior (Robbin), dikelompokkan
menjadi tiga gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
·
Gejala
Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
·
Gejala
Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
·
Gejala Perilaku, meliputi perubahan
produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak
nyamanan setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres
yang dialaminya. Bahkan sampai pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala
psikologis, seseorang bisa berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Tekanan yang
dirasa sudah cukup berat lah yang membuat dampak seperti itu.
F. MANAJEMEN STRES ATAU CARA MENGATASI STRESS
Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
Pendekatan Individual
·
Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan
menjadi stres. Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat
besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh
dari kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu
bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6
sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat
disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
·
Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh
manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang syaraf motorik
dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang
dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali
atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari, cukup
melakukan olah raga yang ringan.
·
Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan
kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh menjadi lelah dan
diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang tegang menjadi
relaks. Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari. Cara yang
ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton film sambil
bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
·
Perluasan jaringan dukungan social
Berhubungan dengan banyak orang memang
sanagt diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam pekerjaan, dengan memiliki
banyak jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan sebagi tempat berbagi
dalam memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap orang hal seperti ini
sangat diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah makhluk sosial yang saling
butuh membutuhkan.
Pendekatan Organisasional
·
Menciptakan iklim organisasional yang
mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini
cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang menyertakan
infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh. Strategi
pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan
membuat keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur
dan proses struktural mungkin akan menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi
pekerja, memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan
mungkin akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.
·
Adanya penyeleksian personel dan penempatan
kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau
skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan berbede satu dengan yang
lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali
terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan
penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar
setiap tujuan dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya seorang petani yang
tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang mencari ikan, tentunya akan
kesulitan.
·
Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran
organisasional.
Konflik dalam
sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan mungkin sering juga
terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan
peran suatu organisasional tersebut. Mengidentifikasi konflik penyebab stres
itu sangat diperlukan guna mengurangi atau mencegah stres itu sendiri.
·
Penetapan tujuan yang realistis.
Setiap organisasi pastinya memiliki
suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit maupun non profit. Namun tujuan
organisasi itu harus juga bersifat real sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh organisasi tersebut. Kemampuan suatu organisasi dapat dilihat dari skli
yang dimiliki oleh setiap orang anggotanya. Dengan tujuan yang jelas dan pasti
tentunya juga sesuai dengan kemampuan anggotanya maka segala tujuan pasti akan
tercapai pula. Namun sebaliknya jika organisasi tidak bersikap realistis dan
selalu menekan anggotanya tanpa adanya kordinasi yang jelas stres itu akan
timbul.
·
Pendesainan ulang pekerjaan.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu
kemungkina terjadi karena faktor kerjaan yang sangat berat dan menumpuk. Cara
menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah membuat teknik cara
pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih
dahulu dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk
mengerjakan pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan
timbul stres. Perbaikan dalam komunikasi organisasi. Komunikasi itu sangatlah penting sekali dalam
berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team
work. Sesama anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan
membicarakan program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan
benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi ke atasan mau pun bawahan.
·
Membuat bimbingan konseling
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan
cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang
lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang. Psikologis seseorang terganggu
sekali ketika stres itu menimpa.
cara mendownload makalahnya gimana ya ?
ReplyDelete