Silahakan Download Makalahnya
2. MENGELOLA STRES INDIVIDU
2.1.
Pengertian Stres
Kata stres bermula dari bahasa latin yaitu
“Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan. Stres merupakan sesuatu yang
tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan lingkungan pada seseorang.
Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu. Bilamana stres telah
mengganggu fungsi seseorang, hal tersebut dinamakan distress. Distress
kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas
yang berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang
tidak kondusif atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
Ada beberapa pengertian dari stres yaitu:
2.1.1. Menurut Robbin, Stres adalah
suatu kondisi dinamis
dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan,
atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.
2.1.2. Menurut Michael, Stres merupakan
suatu respon adaptif,
dimoderasi oleh perbedaan individu
yang merupakan konsekwensi dari setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang
Pada dasarnya stress
merupakan sebuah tekanan yang terjadi
pada diri seorang individu baik itu berupa
beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat
individu tersebut merasa terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain
stress merupakan tekanan yang tidak
biasa terjadi diri setiap individu
karna adanya tuntutan.
2.2. Penyebab
orang mengalami stres
Stres yang dialami oleh seseorang biyasanya
selalu berkonotasi negatif karena akan mengalami suatu kontra produktif. Stres
sendiri dapat juga membantu proses mengingat yang dialami dalam jangka pendek
dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan glokosa yang menuju ke
otak, yang memberikan energi lebih kepada neuron. Hal dapat mendorong untuk
meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Disisi lain jika stres
dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya pengiriman
glukosa ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia.
Adapun 3 faktor penyebab stres:
2.2.1.Faktor Lingkungan
·
Ketidakpastian
Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan mereka.
·
Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat
perebutan kekuasaan.
·
Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat
eletronik dll, munculnya bom dimana-mana.
2.2.2. Faktor Organisasional
·
Tuntutan
Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan tata letak
fisik pekerjaan.
·
Tuntutan
Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
·
Tuntutan
Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu atau terjain
hungan yang buruk.
2.2.3.
Faktor
personal
·
Persoalan
Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan
keluarga.
·
Persoalan
Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang didambakan.
·
Berasal
dari kepribadiannya sendiri.
Dari berbagai masalah yang telah disebutkan tadi baik
dari masalah yang hadapi secara personal, organisasi, dan lingkungan. Hal
semacam itu yang sangat tidak diharapkan setiap orang dalam segala kondisi
apapun, terutama dalam pekerjaan. Organisasi pun sangat tidak menginginkan
setiap anggotanya mengalami masalah tersebut. Oleh karena itu peran sebagai
pemimpin atau manajer sangat berperan supaya bisa menyelesaikan masalah
tersebut agar tidak mengganggu organisasi.
2.3. Dampak
dan akibat dari stress
Berbagai
tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering terjadi.
Hal ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa
di atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri.
Semakin seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya
sendiri tentunya akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat
mengganggu kerja otak termasuk dengan daya ingat.
Dampak dan
akibat dari stress itu sendiri dalam
buku Organizational Behavior (Robbin), dikelompokkan menjadi tiga
gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
·
Gejala
Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
·
Gejala
Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
·
Gejala Perilaku, meliputi perubahan
produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat
membuat ketidak nyamanan setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari
segala tekanan stres yang dialaminya. Bahkan sampai pada tingkatan stres yang
tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa berfikir untuk mengakhiri
hidupnya. Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang membuat dampak seperti
itu.
2.4.
Manajemen stres atau cara
mengatasi stress
Ada dua
pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
2.4.1.
Pendekatan Individual
·
Penerapan
manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin
seseorang tidak akan menjadi stres. Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki
rasa lelah yang sangat besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan
merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang
baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara
jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan
seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk
mengembalikan rasa lelah.
·
Penambahan
waktu olah raga
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat
mengatur dan merangsang syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan
kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik. Olah
raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan
joging di pagi atau di sore hari, cukup melakukan olah raga yang ringan.
·
Pelatihan
relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak,
tentunya membuat tubuh menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu
menenangkan tubuh yang tegang menjadi relaks. Merefres otak yang sudah di pakai
untuk bekerja setiap hari. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan
mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun ada juga yang
malakukan meditasi atau yoga.
·
Perluasan
jaringan dukungan social
Berhubungan
dengan banyak orang memang sanagt diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam
pekerjaan, dengan memiliki banyak jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan
sebagi tempat berbagi dalam memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap
orang hal seperti ini sangat diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah
makhluk sosial yang saling butuh membutuhkan.
2.4.2.
Pendekatan Organisasional
·
Menciptakan
iklim organisasional yang mendukung.
Banyak
organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang
tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang
sungguh-sungguh. Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih
desentralisasi dan organik dengan membuat keputusan partisipatif dan aliran
keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural mungkin akan
menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih
banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin akan mencegah atau
mengurangi stres kerja mereka.
·
Adanya
penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada
dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan
berbede satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian
sangat menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan
penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu
perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik.
Seperti halnya seorang petani yang tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang
mencari ikan, tentunya akan kesulitan.
·
Mengurangi
konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.
Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang
wajar dan mungkin sering juga terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya
akan menimbulkan ketidak jelasan peran suatu organisasional tersebut.
Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi
atau mencegah stres itu sendiri. Setiap bagian yang dikerjakan membutuhkan
kejelasan atas setiap konflik sehingga ambigious itu tidak akan terjadi. Peran
organisasi itu yang bisa mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga
terjadilah suatu kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.
·
Penetapan
tujuan yang realistis.
Setiap
organisasi pastinya memiliki suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit
maupun non profit. Namun tujuan organisasi itu harus juga bersifat real sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Kemampuan suatu
organisasi dapat dilihat dari skli yang dimiliki oleh setiap orang anggotanya.
Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga sesuai dengan kemampuan
anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula. Namun sebaliknya jika
organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya
kordinasi yang jelas stres itu akan timbul.
·
Pendesainan
ulang pekerjaan.
Stres yang
terjadi ketika bekerja itu kemungkina terjadi karena faktor kerjaan yang sangat
berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah
membuat teknik cara pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan
yang sulit terlebih dahulu dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas
dan enggan untuk mengerjakan pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah
menumpuk maka akan timbul stres. Strategi yang dilakukan adalah melakukan
penyusunan pekerjaan yang muadah terlebih dahulu atau pekerjaan yang dapat
dikerjakan terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun
akan terselesaikan. Dengan kata lain stres pun bisa dihindari dan bisa
dikurangi.
·
Perbaikan
dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi
itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah
kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam
satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan.
Komunikasinya pun harus baik dan benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi
ke atasan mau pun bawahan. Sering sekali terjadi kesalahan dan tidak mampu
menempatkan posisi dan jabatan sehingga terjadi kesalahan dalam
mengkomunikasikan.
·
Membuat
bimbingan konseling
Bimbingan
konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang
dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang.
Psikologis seseorang terganggu sekali ketika stres itu menimpa. Rasa yang tidak
tahan dan ingin keluar dari tekanan-tekanan yang dirasakan tentunya akan
menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling dengan psikolog sedikitnya
mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.
Daftar Pustaka
Michael, 2006, Perilaku
dan Manajemen Organisasi, Jakarta: ERLANGGA. Sutrisno, Edy, 2010, Robbin,
Stephen 2008, Organizational Behavior¸ Jakarta: SALEMBA EMPAT.
T.Matteson, _________, Budaya Organisasi, Jakarta: KENCANA.
http://zhiinocenct.blogspot.com/pengertian-stres-dan
jenis-jenisnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres
No comments:
Post a Comment