Silahkan Download Makalahnya
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Oleh:
1.
MUTIARA
CLARASATI (5130211273)
2.
RINA
RISTIANI (5130211121)
MANAJEMEN UNGGULAN
PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2015
Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat,taufik,hidayah serta karunia-Nya kepada kami,sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas matakuliah
manajemen pemasaran 2 (dua). Dan
alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “ANALISIS LINI PRODUK”.
Makalah
ini berisikan tentang perpanjangan lini produk, co-branding , pengemasan,
pelabelan, jaminan, dan garansi. Dengan tujuan,agar makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang lini produk dan penetapan merek.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta, 25 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
i.
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
ii.
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I
Pendahuluan
I.
Latar Belakang. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3
II. Rumusan
Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 3
III. Tujuan
dan Manfaat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 3
BAB II PEMBAHASAN
I.
Analisis Lini Produk. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
II.
Panjang Lini Produk. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
III. Modernisasi,
Penampilan, Dan Pengurangan Lini. . . . . . . . . . 7
IV. Co-Branding
Dan Penetapan Merek Bahan Baku. . . . . . . . . . 9
V. Pengemasan,
Pelabelan, Jaminan, Dan Garansi . . . . . . . . . . . 10
BAB III PENUTUP.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
DAFTAR PUSTAKA .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Lini
produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi
yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg sama, dipasarkan
melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu.
Setiap lini produk biasanya dikelola eksekutif yang berbeda. Lini Produk
merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini Produk
menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk
terdiri dari beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna,
kualitas atau harga.
2.
RUMUSAN
MASALAH
2.1.Bagaimana
cara perusahaan membangun dan mengelola bauran produk dan lini produknya?
2.2.Bagamana
cara perusahaan mengkobinasikan produk-produk untuk menciptakan co-brand (merek
bersama) yang kuat atau merek-merek ramuan (ingredient brands)?
2.3.Bagaimana
cara perusahaan menggunakan pengemasan, pelabelan, jaminan, dan garansi sebagai
alat pemasaran?
3.
TUJUAN
DAN MANFAAT
3.1.Untuk
mengetahui cara membangun dan mengelola bauran produk dan lini produk.
3.2.Untuk
mengetahui co-brand dan ingredient brands.
3.3.Untuk
mengetahui cara pengemasan, pelabelan, jaminan, dan garansi.
BAB
2
PEMBAHASAN
1.
ANALISIS
LINI PRODUK
Dalam menawarkan lini produk, perusahaan biasanya
mengembangkan kerangka dasar dan modul yang dapat ditambahkan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang berbeda. Hal yang harus diketahui manajer lini produk
yaitu:
1.1. Penjualan dan laba
Perusahaan dapat mengklasifikasikan
produknya menjadi empat tipe yang menghasilkan berbagai margin kotor,
tergantung pada volume dan promosi penjualan. Untuk mengilustrasikannya, lihat
contoh tentang komputer laptop berikut ini:
1.1.1. Produk inti (core
products). Komputer laptop dasar yang menghasilkan volume penjualan
tinggi dan dipromosikan bsar-besaran tetapi dengan margin rendah karena produk
ini dipandang sebagai komoditas yang tidak terdiferensiasi.
1.1.2. Produk besar (staples). Item-item dengan volume penjualan
rendah dan tanpa promosi, seperti CPU yang lebih cepat atau memori yang lebih
besar. Item-item ini menghasilkan margin yang lebih tinggi.
1.1.3. Produk khusus (specialties). Item-item
dengan volume penjualan rendah tetapi dipromosikan besra-besaran, seperti
peralatan bagai film digital.
1.1.4. Barang-barang sehari (convenience
items). Item-item yang dijual tinggi tetap kurang mendapatkan promosi, seperti
tas pembungkus dan aksesoris. Item-item ini dapat dijual dengan margin yang
lebih tinggi.
1.2. Profil pasar
Manajer lini produk harus meninjau
bagaimana lini itu diposisikan terhadap lini pesaing. Peta produk dapat
membantu memperlihatkan item pesaing mana yang bersaing dengan barang suatu
perusahaan. Manfaat lain pemetaan prduk adalah bahwa pemetaan produk
mengindentifikasi segmen pasar.
2.
PANJANG
LINI PRODUK
Tujuan
perusahaan mempengaruhi panjang lini produk. Tujuannya adalah menciptakan lini
produk untuk mendorong penjualan keatas, Menciptakan lini produk yang
memfasilitasi penjualan silang, dan menciptakan lini produk yang terlindung
dari peningkatan dan penurunan kondisi ekonomi. Perusahaan mencari pangsa pasar
dan pertumbuhan pasar yang tinggi biasanya akan membawa lini produk yang lebih
panjang. Perusahaan yang menekankan profitabilitas tinggi akan membawa lini
yang lebih pendek yang terdiri dari item-item yang dipilih secara seksama.
Lini
prioduk cendrung memanjang sepanjang waktu. Kapasitas manufaktur yang
berlebihan memberikan tekanan pada manajer lini produk untuk mengembangkan item
baru. Tenaga penjualan dan distributor juga menekan perusahaan agar menghasilkan
lini produk yang lebih lengkap untuk memuaskan pelanggan. Tetapi ketika item
ditambahkan, biaya-biaya menjadi naik.
Pada akhirnya, seseorang menghentikannya seperti manajemen puncak dan kontroler.
Pola pertumbuhan lini produk dapat
diikuti oleh pengurangan besar-besaran dapat terjadi berulang-kali. Semakin
banyak konsumen yang lelah dengan lini produk yang padat, merek yang terlalu
diperluas, dan produk yg terlalu banyak fitur.
Perusahaan
memperpanjang lini produknya dengan 2 cara yaitu perpanjangan lini dan
pengisian lini.
2.1. Perpanjangan Lini (Line Stretching)
Setiap
lini produk prusahaan mencakup bagian tertentu dari total kisaran yang mungkin.
Perpanjangan lini terjadi ketika perusahaan memperpanjang lini produknya di
luar kisarannya saat ini. Perusahaan dapat memperpanjang lininya kebagian bawah
pasar, bagian atas pasar, atau keduanya.
2.1.1. Perpanjangan ke Bawah
Pasar
Perusahaan
yang diposisikan dipasar menengah mungkin ingin memperkenalkan lini harga yang
lebih murah untuk tiga alasan:
2.1.1.1.Perusahaan
mungkin memperhatikan peluang pertumbuhan yang kuat ketika pengecer massal
menarik semakin banyak jumlah pembelanja yang menginginkan barang berharga
murah
2.1.1.2.Perusahaan
mungkin ingin mengikat pesaing di kelas bawah yang jika tidak terikat mungkin
berusaha bergerak naik ke sisi atas pasar. Jika perusahaan diserang oleh
pesaing kelas bawah, perusahaan sering memutuskan untuk menyerang balik dengan
memasuki sisi bawah pasar.
2.1.1.3.Perusahaan
mungkin menemukan bahwa pasar menengah dalam keadaan stagnan atau menurun.
Perusahaan
menghadapi sejumlah pilihan penentuan nama dalam memutuskan gerakannya kebagian
bawah pasar.
2.1.2.
Menggunakan nama merek
induk dalam semua penawarannya.
2.1.3.
Meluncurkan penawaran
harga murah dengan menggunakan nama submerek
2.1.4.
Meluncurkan penawaran
harga murah dibawah nama yang berbeda.
Bergerak kebagian bawah pasar
mengandung resiko. Perusahaan juga menemukan beberapa pelanggan regulernya
membeli funtime, sehingga produk ini memakan merek intinya. Dalam kasus ini,
konsumen mungkin lebih mampu menggolongkan berbagai penawaran merek dan
memahami serta merasionalisasi perbedaan fungsional antara penawaran dalam
kelompok harga yang lebih tinggi dan lebih rendah.
2.1.1.
Perpanjangan
ke Atas Pasar
Perusahaan
mungkin ingin memasuki bagian atas pasar untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
besar, untuk mewujudkan margin yang lebih tinggi, atau hanya memposisikan
dirinya sendiri sebagai produsen lini penuh. Banyak pasar menghasilkan segmen
skala atas yang mengejutkan, seperti Starbucks dalam segmen kopi.
2.1.2.
Perpanjangan
Dua-Arah
Perusahaan
yang melayani pasar menengah dapat memutuskan untuk memperpanjang lini mereka
ke kedua arah. Posisi relatif merek dan konteks pesaingnya juga akan
mempegaruhi penerimaan konsumen. Riset memperlihatkan bahwa model mahal dari
merek murah lebih disukai daripada model murah dari merek mahal. Bahkan ketika
informasi tentang kategori dimana persaingan terjadi itu tersedia.
2.2. Pengisian Lini (Line filling)
Perusahaan juga dapat memperpanjang lini
produknya dengan menambahkan lebih banyak barang dalam kisaran harga saat ini.
Ada beberapa motif untuk pengisian lini: menghasilkan laba tambah, berusaha
memuaskan penyalur yang mengeluh kehilangan penjualan karena item yang tak
tersedia dalam lini, berusaha menjadi perusahaan lini penuh terkemuka, dan
berusaha menambal lubang untuk menyingkirkan pesaing.
Pengisian lini tersebut berlebihan apabila
menghasilkan kanibalisasi diri dan kebingungan pelanggan. Perusahaan harus
mendiferensiasiikan setiap item dalam pikiran konsumen dengan perbedaan yang
mudah diperhatikan. Perusahaan juga harus memeriksa bahwa item yang
direncanakan memenuhi kebutuhan pasar dan tidak hanya ditambahkan untuk
memuaskan kebutuhan internal.
3.
MODERNISASI,
PENAMPILAN, DAN PENGURANGAN LINI
Lini produk harus di modernisasi.
Masalahnya adalah apakah akan sepotong-sepotong atau seluruhnya sekaligus.
Pendekatan sepotong-sepotong memungkinkan perusahaan melihat bagaimana sambutan
pelanggan dan penyalur terhadap gaya baru. Pendekatan ini juga tidak terlalu
menguras arus kas perusahaan, tetapi juga memungkinkan pesaing melihat
perubahan dan mulai merancang kembali lini mereka sendiri.
Dalam pasar produk yang berubah
dengan cepat, modernisasi terus berlangsung. Perusahaan merencanakan perbaikan
untuk mendorong perpindahan pelanggan ke barang yang bernilai dan berharga
lebih tinggi. Manajer lini produk umumnya memilih salah satu atau beberapa item
dalam lini untuk ditampilkan. Lain waktu, manajer akan menampilkan item mahal
untuk memberikan gengsi pada lini produk. Terkadang perusahaan menemukan salah
satu ujung lini nya terjual baikdan ujung lainnya tidak laku. Perusahaan dapat berusaha
mendorong permintaan untuk penjual yang lebih lambat, terutama jika produk itu
diproduksi dalam pabrik yang menganggur karena kurangnya permintaan; tetapi hal
itu dapat dibantah bahwa perusahaan seharusnya mempromosikan item yang terjual
dengan baik dibandingkan berusaha menawarkan item yang lemah.
Manajer lini produk harus meninjau lini
secara berkala untuk mencari item mati yang menekan laba. Item yang lemah dapat
diidentifikasikan melalui analisis penjualan dan biaya.
3.1. Penetapan Harga Bauran
produk
Dalam
penetapan harga produk, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimalkan
laba keseluruhan bauran. Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk
mempuinyai permintaan dan biaya yang saling terkait dan terpapar pada berbagai
tingkatan persaingan. Kita dapat membedakan enam situasi yang membutuhkan
penetapan harga produk terikat:
3.1.1.
Penetapan
Harga Lini Produk
Perusahaan
biasanya mengembangkan lini produk alih-alih mengembangkan produk tunggal serta
memperkenalkan jenjang harga. Dalam banyak lini perdagangan, penjual
menggunakan titik harga yang telah ditentukan untuk produk dalam lini mereka.
Tugas penjual adalah menentukan perbedaan kualitas anggapan yang mengesahkan
perbedaan harga.
3.1.2.
Penetapan
Harga Fitur Opsional
Banyak
perusahaan menawarkan produk opsional, fitur, dan layanan beserta produk utama
mereka. Penetapan harga merupakan hal yang sulit, karena perusahaan harus
memutuskan item mana yang akan dimasukan dalam harga standar dan mana yang
ditawarkan sebagai pilihan.
3.1.3.
Penetapan
Harga Produk Terikat
Beberapa
produk harus menggunakan produk tambahan, atau produk terikat. Seperti produsen
alat cukur sering member harga rendah pada produk tersebut dan menetapkan harga
tinggi untuk bilah cukurnya.
3.1.4.
Penetapan
Harga Dua Bagian
Perusahaan
jasa terlibat dalam penetapan harga dua bagian, yang terdiri dari biaya tetap
ditambah biaya penggunaan variabel. Perusahaan jasa dapat menghadapi masalah
yang sama dengan penetapan harga produk terikat yaitu, seberapa besar biaya yang
dikenakan untuk jasa dasar dan seberapa besar biaya untuk penggunaan
variabelnya. Biaya tetap harus cukup rendah untuk menghasilkan pembelian jasa
lalu laba dihasilkan dari fee
penggunaan.
3.1.5.
Penetapan
Harga Produk Sampingan
Produksi barang tertentu sering
menghasilkan produk sampingan. Jika produk sampingan mempunyai nilai bagi
sekelompok pelanggan, produk sampingan tersebut harius ditetapkan harganya
berdasarkan nilainya. Semua laba yang dihasilkan dari produk sampingan akan
mempermudah perusahaan mengenakan harga yang lebih rendah untuk produk utamanya
jika persaingan memaksa perusahaan melakukannya.
3.1.6.
Penetapan
Harga Paket Produk
Penjual sering memaketkan produk dan
fitur. Pemaketan murni terjadi ketika perusahaan menawarkan produknya hanya
sebagai paket. Dalam pemaketan campuran, penjual menawarkan barang baik secara
individu atau dalam satu paket. Ketika menawarkan paket campuran, penjual
biasanya mengenakan harga yang lebih murah untuk paket dibandingkan jika barang
dibeli secara terpisah.
4.
CO-BRANDING
DAN PENETAPAN MEREK BAHAN BAKU
4.1.
Co-Branding
Pemasar sering manggabungkan produk mereka
dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam co-branding atau
penetapan merek bersama, dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu
produk bersama atau dipasarkan bersama dalam beberapa cara:
4.1.1. Co-Branding
perusahaan yang sama
4.1.2. Co-Branding
usaha patungan
4.1.3. Co-Branding
multisponsor
4.1.4. Co-Branding
eceran
Kelebihan utama co-branding adalah bahwa sebuah produk dapat diposisikan
secara meyakinkan melalui kelebihan berbagai merek lainnya. Co-branding dapat
menghasilkan penjualan yang lebih besar dari pasar sasaran yang ada dan juga
membuka peluang tambahan bagi konsumen dan saluran baru. Co-branding juga dapat
mengurangi biaya peluncuran produk, karena menggabungkan dua citra terkenal dan
mempercepat pengadopsian. Dan co-branding dapat menjadi sarana berharga untuk
mempelajari konsumen dan bagaimana perusahaan lain mendekati mereka.
Kekurangan potensial co-branding adalah resiko dan kurangnya
kendali untuk terhubung dengan merek
lain dalam pikiran konsumen. Harapan konsumen tentang tingkat keterlibatkan dan
komitmen pada co-brand akan tinggi, sehingga kinerja yang tidak memuaskan dapat
memberikan dampak langsung yang negatif bagi kedua merek. Co-branding juga
dapat menimbulkan kekurangan fokus pada merek yang ada.
Agar co-branding berhasil, kedua merek harus mempunyai ekuitas
merek yang terpisah- kesadaran merek yang cukup besar dan citra merek yang
cukup positif. Syarat yang paling penting adalah penyesuaian logis antara kedua
merek, seperti gabungan kegiatan merek atau kegiatan pemasaran yang
memaksimalkan kelebihan masing-masing.
4.2.
Penetapan
Merek Bahan Baku
Penetapan merek bahan baku adalah kasus khusus co-branding.
Penetapan merek bahan baku menciptakan ekuitas merek bagi bahan, komponen, atau
suku cadang yang selalu terkandung dalam produk bermerek lainnya. Merek bahan
baku berusaha menciptakan kesadaran dan preferensi yang cukup kuat untuk produk
mereka sehingga konsumen tidak akan membeli produk induk yang tidak mengandung
bahan tertentu.
5.
PENGEMASAN,
PELABELAN, JAMINAN, DAN GARANSI
Banyak
pemasar menyebut pengemasan/packaging sebagai P kelima, beserta price, product,
place, dan promotion. Meskipun demikian, sebagian besar pemasar memperlakukan
pengemasan dan pelabelan sebagai elemen startegi produk, yang sering tampil
pada kemasan.
5.1.
Pengemasan
Kita mendefinisikan pengemasan sebagai semua kegiatan
merancang dan memproduksi wadah untuk sebuah produk.kemasan dapat mencakup 3
tingkat bahan yakni kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan pengiriman.
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik dan menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman produk konsumen
dikemudian hari. Beberapa faktor mempunyai kontribusi terhadap semakin
banyaknya pengguna kemasan sebagai alat pemasaran:
5.1.1. Swalayan
5.1.2. Kekayaan
konsumen
5.1.3. Perusahaan
dan citra merek
5.1.4. Peluang
dan inovasi
Dari perspektif
perusahaan dan konsumen, kemasan harus mencapai sejumlah tujuan:
mengidentifikasi merek, mengekspresikan informasi deskriptif dan persuasif,
memfasilitasi transportasi dan perlindungan produk, membantu penyimpanan di
rumah, dan membantu konsumsi produk. Untuk mencapai tujuan pemasaran merek dan
memuaskan keinginan konsumen, pemasar harus memilih komponen estetika dan
fungsional kemasan dengan tepat. Elemen kemasan harus selaras satu sama lain
dan juga dengan penetapan harga, iklan, serta bagian program pemasaran lainnya.
Setelah perusahaan merancang kemasnnya, perusahaan harus
mengujinya. Uji enjiniring memastikan bahwa kemasan berfungsi dibawah
kondisi normal. Uji visual, bahwa skenario itu dapat mudah dipahami dan
warnanya selaras. Uji penyalur , bahwa penyalur menemukan daya tarik paket dan
mudah ditangani. Serta Uji konsumen, bahwa pembeli akan
memberi respon yang baik.
5.2.
Pelabelan
Label bisa berupa gantungan sederhana yang di tempelkan pada
produk atau gambar yang dirancang secara rumit dan menjadi bagian kemasan.
Label bisa membawa nama merek saja atau sejumlah besar informasi. Label
melaksanakan beberapa fungsi. Pertama, label mengidentifikasikan produk atau
merek. Kedua, label juga dapat memeringkat produk. Ketiga, label dapat
menggambarkan produk, Terakhir, label dapat mempromosikan produk.
Label pada akhirnya akan ketinggalan zaman dan harus
disegarkan dengan perubahan bertahap pada ukuran dan desain hurufnya.
5.3.
Jaminan dan Garansi
Semua
penjual bertanggung jawab secara hukum untuk memenuhi harapan normal atau
rasioinal pembeli. Jaminan adalah pernyataan resmi kinerja produk yang
diharapkan oleh produsen. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan kepada produsen
atau dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau dikembalikan
uangnya. Baik tertulis maupun tersirat, jaminan tunduk pada hukum.
Garansi adalah surat keterangan dari suatu produk bahwa
produsen menjamin produk tersebut bebas dari kesalahan pekerja dan kegagalan bahan
dalam jangka waktu tertentu. Banyak penjual menawarkan garansi umum dan garansi
khusus. Garansi mengurangi resiko anggapan pembeli. Garansi menunjukan bahwa
produk itu bermutu tinggi dan bahwa perusahaan serta kinerja layanannya dapat
di andalkan. Garansi bisa sangat membantu ketika perusahaan atau produk tidak
begitu terkenal atau ketika kualitas produk tidak lebih unggul dari pesaing.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagian
besar perusahaan menjual dari lebih satu produk. Bauran produk dapat
dikelompokkan menurut lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi. Keempat
dimensi ini adalah alat untuk mengembangkan strategi pemasaran perusahaan
tersebut dipertahankan, dipanen, dan dihentikan. Untuk menganalisis harus
diinvestasikan dalam lini tersebut, manajer lini produk perlu mempelajari penjualan dan laba serta profit pasar. Perusahaaan
dapat mengubah komponen produk bauran pemasarannya dengan memperpanjang
produknya melalui perentangan lini (ke pasar bawa, ke pasar atas, atau
keduanya) atau pengisian lini, dengan memodernisasi produknya, dengan
menonjolkan produk tertentu, dan dengan memangkas produknya untuk menghilangkan
yang paling tidak menguntungkan.
Merek
sering dijual atau dipasarkan secara patungan dengan merek lain. Merek ramuan
dan merek bersama dapat menambah nilai yang mengandaikan mereka memiliki
ekuitas dan dipahami sebagai pencocokan yang memadai. Bayak produk fisik harus
dikemas dan diberi label. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat menciptakan
nilai kenyamanan bagi pelanggan dan nilai promosi bagi produsen. Akibatnya,
mereka dapat bertindak sebagai “siaran niaga lima menit” untuk produk tersebut.
Jaminan dan garansi bisa menawarkan jaminan lebih lanjut kepada konsumen.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2009)
Marketing Management, 13th edition, Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New
Jersey.(U1)
No comments:
Post a Comment