BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makanan ringan
atau cemilan merupakan makanan yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar
seseorang sementara waktu. Salah satu makanan ringan yang banyak digemari
masyarakat adalah Bola-Bola Mie .
Bola-Bola Mie merupakan adonan
Jagung, Wortel, Bakso,Telur, Mie Instan, semua bahan
tersebut di cacah menjadi butiran kecil dan di rebus hingga matang kemudian
dinginkan dan pisahkan dengan air rebusannya untuk kemudian di tambah telur dan
di aduk merata hingga siap di masak . Karena
pengolahannya yang sederhana dan tidak memakan waktu lama, maka kelompok kami
tertarik membuka usaha ini. Bisnis makanan ringan kue serabi ini cukup diminati
oleh para pemburu bisnis rumahan.
Faktanya banyak
outlet yang menjual makanan ringan dengan berbagai rasa dan bahan dasar.
Perkembangan ini disebabkan mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan
makanan ringan (kegemaran ngemil) dan keinginan masyarakat untuk menikmati
rasa-rasa yang berbeda yang ditawarkan oleh produsen pada makanan dengan
penampilan yang menarik serta harga yang terjangkau, maka satu keputusan yang
tepat untuk meramaikan dunia industri makanan ringan.
Dalam
suatu pemasaran banyak berbagai macam makanan ringan yang bercita rasa dan
beragam. Dalam kebutuhan sehari-hari banyak aktivitas yang di jalani dan juga
pasti perlu memiliki makanan yang sehat dan bermanfaat. Mungkin memang sudah
banyak menjualnya namaun makanan ringan ini sangat sederhana dan menarik.
Makana
ini di jual dengan cara yang sederhana dan higienis dan juga harganya yang
terjangkau kemudian memiliki rasa yang enak sekali manis, dan asin. Oleh karana
itu kami memiliki jenis usaha yaitu “NOODLE
BALLS’ dijual untuk meramaikan jajanan masyarakat dengan makanan khas
indoenisa yang baik untuk dikonsumsi.
1.2
Tujuan
Tujuan utama
dari usaha/bisnis yang dijalankan adalah sebagai ladang untuk mendapatkan
keuntungan. Setiap usaha yang dijalankan pasti membutuhkan modal baik dari
orang lain, pinjaman, atau dari mereka sendiri dan tujuan akhirnya adalah untuk
dapat mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan dan diharapkan juga dapat
memberikan penghasilan dan keuntungan yang terus meningkat.
Selain tujuan diatas, ada tujuan
lain mengapa bisnis makanan ringan ini dijalankan, antara lain:
·
Mensosialisasikan hidup
sehat dengan makan makanan bergizi.
·
Menyajikan makanan
ringan yang sehat.
·
Menjadi penyedia utama
makanan ringan yang baik.
·
Dapat memperluas usaha
dikemudian hari sehingga bisa menjadi usaha yang besar dari sebelumnya.
·
Menu makanan baru yang
sehat dan bergizi bagi semua orang.
·
Menarik minat
menkonsumsi makanan ringan bagi orang yang kurang menyukai makanan ringan yang
mengandung MSG.
·
Dengan harga yang
terjangkau konsumen akan sangat tertarik untuk mengkonsumsinya.
·
Menjadi wirausaha
dengan produksi produk sampai ke luar daerah.
1.3 Manfaat
Usaha
Sebagai pertimbangan untuk dapat lebih memperhatikan
kualitas agar permintaan konsumen terhadap kue serabi tersebut meningkat di
masa yang akan datang, kemudian sebagai pedoman atau referensi untuk kita dalam berwirausaha di masa yang akan datang, khususnya wirausaha
yang berkaitan dengan bisnis makanan ringan/kuliner.
1.4 Keunggulan
Produk
·
Bahan produk higienis
·
Rasa yang khas dan
berbeda dari yang biasa
·
Bentuk dan rasa yang
membuat penasaran
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS
SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
· Tempat yang nyaman dan strategis
· Surabi yang lezat dan khas
· Pelayanan yang ramah dan
professional
· Harga terjangkau
· Dapat dikonsumsi semua kalangan
· Bahan baku yang berkualitas baik
· Produk tanpa
bahan pengawet
· Higienis
· Keunikan produk
· Rasanya enak
2. Weakness (Kelemahan)
· Produk yang tidak tahan lama
· Harga bahan baku yg dapat berubah-ubah
sewaktu-waktu
· Produk mudah ditiru
3. Opportunity (Peluang)
·
Bahan baku
mudah diperoleh dari berbagai tempat
·
Pangsa
pasar yang masih luas
·
Industri kuliner tidak akan pernah surut
4. Threat (Ancaman)
·
Memiliki
competitor yang memiliki positioning awal yang sejenis dan juga dikenal oleh
banyak orang
·
Masyarakat
Indonesia masih muda tergoda dengan makanan ala barat yang dianggap lebih elit
dan berkelas
2.2
Strategi Marketing
Strategi
marketing kelompok kami adalah merangkul konsumen agar bisa mengenal sajian
hasil produksi kelompok kami yang mempunyai cita rasa yang khas dan unik
melalui berbagai promosi dan edukasi produk yang ditawarkan.
Implementasi strategi ini meliputi
hal berikut:
·
Melakukan promosi
dengan menjual secara langsung ke konsumen. Memberitahukan kepada kawan-kawan,
relasi tentang usaha yang baru dibuka dan mengundang mereka untuk datang
berkunjung.
·
Promosi di semua
jejaring sosial sehingga lebih mudah dikenal oleh banyak orang.
2.3
Segmentasi Pasar
2.3.1 Remaja
Ciri-Ciri: anak sekolah dan kuliah yang
status ekonominya menengah-bawah. Yang senang bergaul, hangout, shopping,
kuliner makanan yang unik sambil mengobrol atau mengerjakan tugas
2.3.2 Wanita karir
Ciri-ciri: wanita usia 20-27 tahun yang
senang membicarakan hidup dan karir mereka dengan teman-temannya, orang yang
senang menghabiskan waktunya bercengkrama dengan teman kantornya sambil makan
di tempat makan yang nyaman.
2.3.3 Pria pekerja keras
Ciri-ciri: pria usia 25-30 tahun yang
masih single, dengan penampilan yang cool, status sosial menengah-tinggi, yang
sedang membicarakan bisnis dengan rekan kerjanya diluar kantor.
2.3.4 Ibu muda
Ciri-ciri: ibu
muda yang pergaulannya masih seperti anak muda yang senang arisan, shopping,
kuliner, dan bergosip diluar rumah, namun tetap berjiwa keibuan yang memiliki
tanggung jawab tinggi terhadap keluarganya.
2.4
Perencanaan
Rencana jangka pendek
perusahaan yang membuka stand pertama
namun bertingkat di Kota Yogyakarta tepatnya di XT-Square. Rencana jangka
menengah kelompok kami akan membuka melakukan strategi dengan membuka kedai.
Sementara itu, rencana jangka panjangnya adalah menjadikan kedai Surabi Imut
yang dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di kota-kota besar khususnya di
kota Yogyakarta.
2.5
ANALISA 4P
2.5.1
Product
Produk yang kami
tawarkan adalah jenis makanan dengan makanan utamanya yaitu Surabi dan makanan
jenis lainnya sebagai pendukung yang merupakan makanan selingan sehari-hari.
2.5.2
Price
Harga yang kami
tawarkan cukup murah dan kami sesuaikan dengan kantong mahasiswa serta
masyarakat sekitar yaitu berkisar Rp 3.000/bungkus
2.5.4
Promotion
Dalam memperkenalkan “SURABI IMUT”
kepada masyarakat, kami menggunakan cara dengan mempromosikan hasil produksi
kami melalui social media dan dengan secara langung ke pelanggan atau delivery.
2.5.5
Place
Lokasi yang kami pilih yaitu XT-Square disekitar jalan pandeyan yogyakarta
. Kami memilih lokasi tersebut karena didaerah itu sangat strategis kemudian
sering di lalui masyarakat dan sebagai tujuan orang untuk hiburan dan membeli
makanan ringan.
2.6 Aspek-aspek yang
kami perhatikan sebelum membuka usaha “NOODLE BALLS”
2.6.1 Aspek Manajemen
Bisnis ini kami
dirikan dengan sistem bagi modal. Bisnis ini dikelola oleh 5 orang dengan
membagi tugas, yaitu: 3orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya, dan 2
orang lagi mencari bahan masakan, mengantarkan pesanan.
2.6.2 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran
terdiri dari 4P yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Maka sebelum
membuka usaha, kami mensurvei para pesaing. Misalnya, kami menentukan surabi
sebagai produk pilihan yang kami produksi dan sekaligus menjadi ciri khas dari bazar kelompok
kami, dan dari menu surabi tersebut kami harus menguasainya dan melakukan
berbagai inovasi baru seperti dengan menciptakan berbagai jenis surabi agar
calon konsumen tertarik untuk mencobanya.
2.6.3 Produk dan Penetapan Harga
Untuk penetapan
harga, kami menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi keuangan mahasiswa. Kami
mencari supplier bahan baku dengan harga yang relatif murah tetapi tidak
melupakan kualitas dari bahan tersebut.
2.7
Aspek Oprasional
Masalah-masalah
teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu disiapkan dengan rapi mulai dari memperkirakan kemampuan diri
dan ketrampilan dibidang usaha yang akan dijalankan. Misalnya untuk “SURABI
IMUT” ini yang dibutuhkan adalah mengerti tentang cara membuat surabi dengan
baik.
2.8
Kiat-kiat Pengelolahan “NOODLE BALLS”
Setiap orang
dalam membuka usaha harus memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tidak perlu
berlebihan, yang penting ada dan pasti. Rencana yang matang diperlukan untuk
pelindugan bisnis yang kami jalankan agar terus berkembang.
2.9
Aspek Keuangan
Dalam pembukaan
usaha ini kami menggunakan sistem bagi modal dimana setiap orang harus
menyetorkan uang pribadinya dalam jumlah yang telah ditetapkan dan dibagi
secara merata. Misalnya kami menetapkan 1 orang menyetorkan Rp 50.000,- yang
digunakan untuk menyewa tempat dan membeli bahan baku. Dengan rangkaian sebagai
berikut:
Aspek modal
Tepung beras 2 kg Rp
14.000
Santan 4 bungkus Rp
5.000
Garam Rp
5000
Mika Rp
6000
Blue band Rp
8.000
Taburan
Cesres Rp 8000
Keju Rp
16.000
Modal
Bahan baku Rp
38.000
Bahan taburan Rp
24.000
Ongkos angkut Rp
10.000
Jumlah 72.000
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Harapan kami
setelah memperkenalkan dan memasarkan produk kami ‘NOODLE BALLS’ masyarakat dapat menerimanya dan semoga senang
dengan makanan ringan yang kami jual.
No comments:
Post a Comment