MAKALAH KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
Sumber: Nelyypurnamasari
Untuk makalah dan Ppt-nya silahkan Download
Ini Untuk Power point Presentasinya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dua masalah ekonomi yang dihadapi oleh
masyarakat adalah pengangguran dan inflasi, cara untuk mengatasi kedua masalah ekonomi
tersebut dibutuhkan peran pemerintah untuk membuat kebijakan ekonomi. Karena
hal ini menunjukkan bahwa perekonomian tidak selalu mencapai kesempatan kerja
penuh. Masalah dari berbagai negara adalah masalah pengangguran dan menunjukkan
bahwa mekanisme pasar tidak mampu mengatasi masalah ini.
Sehingga peran pemerintah dalam membuat
kebijakan ekonomi sangat diperlukan guna mengatasi masalah perekonomian yaitu
pengangguran dan inflasi. Adapun tiga bentuk kebijakan pemerintah adalah
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Pada pengangguran dibagi menjadi dua jenis
yaitu berdasarkan penyebab dan berdasarkan ciri.
PENGANGGURAN
a.
Pengangguran
berdasarkan penyebab :
1. Pengangguran
normal atau friksional
Adalah pengangguran sebanyak dua atau
tiga persen dari jumlah tenaga kerja.
2. Pengangguran
siklikal
Adalah kemerosotan permintaan agregat
dalam perusahan terhadap barang yang diproduksinya sehingga mengkibatkan
perusahaan tersebut harus mengurangi karyawan.
3. Pengangguran
struktural
Adalah
pengangguran yang disebabkan oleh kemerosotan produksi dalam industri yang
disebabkan oleh beberapa faktor
4. Pengangguran
teknologi
Adalah pengangguran
yang disebabkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi.
b.
Pengangguran
berdasarkan ciri :
1. Pengangguran
terbuka
Adalah
pengangguran sebagai akibat dari pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah
dari jumlah tenaga kerja.
2. Pengangguran
tersembunyi
Adalah
kelebihan tenaga kerja sehingga banyak yang menganggur.
3. Pengangguran
bermusim
Adalah
adanya musim tertentu yang menyebabkan bahan yang akan diproduksi tidak dapat
dikelola.
4. Setengah
menganggur
Adalah
pengangguran underemployment yang hanya bekerja setengah menganggur.
INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga yang
disebabkan oleh ketidakstabilan perekonomian dalam suatu negara. Pemerintah berusaha
untuk menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah
tetapi bukan berarti tingkat inflasi menjadi nol persen. Hal tersebut merupakan
masalah inflasi yang terjadi dalam perekonomian dalam suatu negara. Adapun
berbagai macam inflasi, sebagai berikut :
1. Inflasi
tarikan permintaan
Adalah
adanya kenaikan permintaan yang mengakibatkan perusahaan menambah produk untuk
menaikkan pendapatan nasional secara riil.
2. Inflasi
desakan biaya
Adalah
adanya kenaikan permintaan yang mengakibatkan penambahan produksi dan
penambahan tenaga kerja sehingga menyebabkan tingkat upah tenaga kerja
meningkat dan biaya produksipun ikut meningkat.
3. Inflasi
diimpor
Adalah
adanya kenaikan harga barang yang diimpor dan menyebabkan terjadinya
staginflasi atau inflasi ketika pengangguran adalah lebih tinggi, misal adanya
penurunan nilai mata uang.
4. Inflasi
merayap dan hiperinflasi
Inflasi
merayap adalah proses kenaikan harga yang sangat lambat sedangkan hiperinflasi
adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat.
Pada masalah perekonomian ini, inflasi mempunyai beberapa efek
buruk dalam jalannya suatu keadaan ekonomi dalam suatu negara. Beberapa efek
tersebut antara lain :
a. Menyebabkan
dampak negativ pada perkembangan ekonomi.
b. Barang-barang
impor relativ murah.
c. Banyak
investor yang menggunakan uang dengan tujuan spekulasi.
d. Menurunkan
pendapatan riil orang-orang berpendapatan tetap.
e. Mengurangi
nilai kekayaan dalam bentuk uang.
f. Memperburuk
pembagian kekayaan.
BAB II
PENDEKATAN TEORI
Kebijakan
pemerintah yang selama ini digunakan untuk mengatasi masalah perekonomian
seperti pengangguran dan inflasi adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan tersebut digunakan untuk meningkatkan perekonomian dalam suatu
negara.
A.
KEBIJAKAN
FISKAL
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah
yang dilakukan dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran
pada APBN.
Kebijakan
fiskal pemerintah dikemukakan oleh beberapa ahli seperti para ahli ekonomi
klasik dan teori keynes. Kedua ahli tersebut mengemukakan arti penting suatu
kebijakan fiskal pemerintah dan merupakan tujuan atas berlakunya kebijakan
tersebut.
Keynes
mengemukakan bahwa kebijakan fiskal berperan dalam menstabilakan tingkat
kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang dikehendaki.
Sedangkan para ahli ekonomi klasik mengemukakan bahwa kebijakan fiskal berperan
dalam menekankan tentang perlunya menjalankan anggaran belanja seimbang dan
menggunakan sistem pasar bebas dimana tidak ada campur tangan dari pemerintah.
Kebijakan
fiskal secara umum adalah wujud tindakan pemerintah untuk menaikkan tingkat
kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Langkah pemerintah untuk mencapai
tujuan tersebut adalah dengan menambah pengeluaran, mengurangi pajak yang
dipungut dari para penerima pendapatan dan perusahaan-perusahaan.
Kebijakan
fiskal juga merupakan langkah-langkah pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluarannya untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Pada analisis IS-LM
kebijakan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja yang
berhubungan dengan pendapatan.
Pemerintah menjalankan kebijakan
fiskal adalah dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian atau
dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan
jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Dengan melalui
kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya investasi nasional, dan dapat mempengaruhi distribusi penghasilan
nasional.
B.
KEBIJAKAN
MONETER
Kebijakan
moneter adalah
proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti
menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan
moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan
bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau
melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya
tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan
tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan
uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan
moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada
instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi
dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Jenis-jenis
Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar
pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
- Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money
policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
- Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi
pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara
lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
- Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas
diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
- Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio
cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah
jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan
jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
- Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan
moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank
sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Tujuan
Kebijakan Moneter
Bank
Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan
nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa
yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005
Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai
sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut
sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai
tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh
karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk
mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan
nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia
memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan
sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan
utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara
operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan
instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik
rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan
wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
KEBIJAKAN
FISKAL
Dalam
kebijakan fiskal, inflasi dikendalikan dengan surplus anggaran. Cara yang tepat
adalah dengan mencetak uang dan pemerintah harus menjamin dengan cadangan
devisa yang cukup. Pada kebijakan fiskal berlaku 2 kebijaksanaan :
1.
Kebijaksanaan
Ekspansif
Kebijaksanaan
ekspansif adalah kebijaksanaan ekonomi makro yang mempunyai tujuan untuk
memperbesar kegiatan ekonomi dalam perekonomian.
2.
Kebijaksanaan
Kontratif
Kebijakan
kontratif adalah kebijaksanaan ekonomi makro yang tujuannya ialah untuk
menurunkan kegiatan ekonomi dalam perekonomian.
Permasalahan yang
mungkin muncul dalam kebijakan fiskal :
1. Cara
meningkatkan pajak
2. Menyeimbangkan
komposisi pajak
3. Merancang
pajak-pajak khusus
Macam-macam kebijakan
fiskal :
1. Functional
finance
Adalah pembiayaan
pemerintah yang bersifat fungsional.
2. The
managed budget approach
Adalah pendekatan
pengelolaan anggaran.
3. The
stabilizing budget
Adalah
stabilisasi anggaran yang otomatis. Apabila gagal pemerintah dapat meningkatkan
pengeluarannya dengan menaikkan gaji PNS atau subsidi.
4. Balance
budget approach
Adalah
pendekatan anggaran belanjaseimbang, pemerintah berupaya memberi kepercayaan
penuh kepada rakyat.
Kebijakan
fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran APBN dan pendapatan berupa pajak pemerintah. Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat
dengan pajak. Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran
pada kegiatan ekonomi.
B.
KEBIJAKAN
MONETER
Kebijakan
moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol
tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter berhubungan
dengan tingkat bunga dalam suatu perekonomian yaitu harga dimana uang yang bisa
dipinjam dan pasokan total uang.
Instrumen Kebijakan Moneter
Untuk Mengatasi Overemployment dan Underemployment
Instrumen
Kebijakan Moneter
|
Kondisi Overemployment
|
Kondisi Underemployment
|
a.Operasi pasar
terbuka
b.Suku bunga
ditingkatkan
c.Tingkat cadangan
wajib
d.Kredit selektif
e.Bujukan/imbauan moral
|
Menjual surat
obligasi
Ditingkatkan
Ditingkatkan
TMP
|
Membeli surat
berharga
Diturunkan
Diturunkan
EMP
|
Efektivitas Kebijakan Moneter
Efektivitas
kebijakan moneter ditunjukkan Kurva 8.4. Dengan mensimulasikan pergeseran
kurva IS dan kurva LM,
efektivitas kebijakan moneter akan berpengaruh di tiga
daerah, yaitu:
a. Daerah
jerat likuiditas kebijakan moneter tidak efektif. Pergeseran kurva LM dari
LM1 ke LM2 tidak dapat meningkatkan tingkat bunga.
Tingkat bunga tetap pada
tingkat R sedangkan tingkat
pendapatan nasional riil juga tidak mengalami perubahan. b.Daerah tengah kebijakan moneter kurang efektif. Kebijakan moneter hanya
menggeser sedikit tingkat pendapatan nasional riil.
c. Daerah
Klasik kebijakan moneter sangat
efektif. Pergeseran kurva IS akan
mengakibatkan pendapatan nasional naik lebih besar, yaitu
dari Y2 ke Ye.
Fungsi Kebijakan Moneter Terhadap
Perekonomian Indonesia
1.
Menjaga
kestabilan ekonomi yang artinya pertumbuhan arus barang seimbang dengan arus
barang dan jasa yang tersedia.
2.
Menjaga kesetabilan harga, karena harga suatu
barang merupakan hasil interaksi antar jumlah uang yang beredar dengan jumlah
uang yang berada di pasar.
3.
Meningkatkat kesempatan kerja, pada suatu
perekonomian stabil pengusaha akan mengusahakan investasi terhadap jumlah
barang dan jasa, maka akan terdapat investasi serta membuka lapangan kerja baru
yang akan menambah kesejahteraan bagi masyarakat.
4.
Memperbaiki neraca perdagangan kerja
masyarakat, yakni dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari
luar negeri yang masuk dalam negeri atau sebaliknya
5.
Mengatasi
pengangguran, yakni dengan cara Bank Sentral menurunkan suku bunga dan
Kementrian Keuangan menambah pengeluaran pemerintah yang dapat diikuti pula
dengan pengurangan pajak dengan langkah ini investasi, pengeluaran
pemerintahan, dan pengeluaran rumah tangga akan naik.
6.
Mengatasi inflasi, tindakan yang perlu dilakukan Bank
Sentral adalah dengan mengurangi penawaran uang dan menaikkan suku bunga.
Kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi dan pengeluaran rumah tangga
(konsumen). Seterusnya Kementrian Keuangan perlu pula mengurangi pengeluaran
dan menaikkan pajak individu dan perusahaan. Langkah tersebut dapat mengurangi
pengeluaran pemerintah dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
IMPLIKASI
Kebijakan
fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mempengaruhi
sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran pada APBN. Sedangkan, Kebijakan moneter
adalah semua tindakan pemerintah yang bertujuan mempengaruhi jalannya
perekonomian melalui penambahan atau pengurangan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. kebijakan
moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga.
Pasar uang dan surat berharga
itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan
memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh
terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan
penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan
jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan
tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki
umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan
agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan
pasar uang serta pasar surat berharga.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
According to information provided by the National Association of Unclaimed Property Administrators (NAUPA), 1/8 people living in the U.S. are eligible to collect unclaimed assets... With average claims of more than $1,000!
ReplyDeleteSearch For Available Federal & State Funds!