MOTIVASI
Oleh:
1. Mutiara Clarasati (5130211273)
2. Anjani (513020112)
3. Oktiya fatmawati (51302112)
4. Siti Hummayroh (51302112)
S1 MANAJEMEN D
FAKULTAS
BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2014
A.
PENGERTIAN
MOTIVASI
1.
T. Hani
Handoko, mengemukakan bahwa motivasi adalah :
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
2. Anwar Prabu Mangkunegara, mengatakan mengenai motivasi adalah :
“kondisi
yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang
berubungan dengan lingkungan kerja”.
3.
Chung dan
Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan
bahwa motivasi adalah :
“Tingkat
usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan
dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.
Dari pengertian-pengertian motivasi
diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau
kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan
sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
B. PENGERTIAN
KINERJA/PERFORMANCE
Kinerja atau performance merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan
melalui perencaan strategis suatu organisasi.
C. PANDANGAN
AWAL MODEL MOTIVASI
Dikelompokan
dalam 3 model:
1. Tradisonal.
Fredirik
Winslow Tailor, model tradisional bahwa motivasi para pekerja hanya
dipandang dari sudut pemenuhan kebutuhan fisik/biologis saja (melalui
insentif/gaji/upah dalam bentuk uang atau barang sebagai penghargaan).
2. Hubungan Manusia.
Elton Mayo, model hubungan
manusia bahwa motivasi para pekerja tidak hanya membutuhkan uang, tetapi
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Model ini mengemukakan bahwa untuk
memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya meningkat ialah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Sebagai
akibatnya, karyawan mendapatkan beberapa kebebasan membuat keputusan dan
kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan materiil dan non
materiil karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi
karyawan adalah untuk mendapatkan materiil dan non materiil (jamak).
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Douglas McGregor, model SDM bahwa
motivasi tumbuh seperti dikemukan dalam teori Y, adalah sebagai berikut
:
• Pekerja cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi
yang baik.
• Pekerja berprestasi bukan karena insentif dan
pengekuan sosial.
• Adanya kesadaran pekerja untuk meraih prestasi kerja
itu sendiri.
D. TEORI MOTIVASI YANG DIKEMUKAKAN
PARA AHLI
Teori Kepuasan
Teori kepuasan berorientasi pada
faktor dalam diri individu yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan
menghentikan perilaku. Pendukung teori kepuasan adalah sebagai berikut.
a.Teori Hierarki Kebutuhan Menurut
Abraham H.Moslow
Maslow (1954) mengemukkan bahwa
kebutuhan inividu dapat disusun dalam suatu hierarki. Hierarki kebutuhan yang
paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini merupakan
kebutuhan yang paling kuat sampai kebutuhan tersebut terpuaskan. Sedangkan
hierarki kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Hierarki kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi lima hal berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
Kepuasan kebutuhan fisiologis
biasanya dikaitkan dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang tidak tertarik pada
uang semata, sebagai alat yang dapat dipkai untuk memuaskan kebutuhan lain.
Termasuk kebutuhan fiiologis adalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan
kesehatan.
2. Kebutuhan keselamatan atau keamanan
Kebutuhan, keselamatan, atau keamanan
dapat timbul secara sadar atau tidak sadar. Orientasi ketidaksadaran yang kuat
kepada keamanan sering dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Termasuk kebutuhan
ini adalah kebebasan dari intimidasi baik kejadian atau lingkungan.
3. Kebutuhan sosial atau afiliasi
Termasuk kebutuhan ini adalah
kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi, dan cinta.
4. Kebutuhan penghargaan atau rekognisi
Motif utama yang berhubungan dengan
kebutuhan penghargaan dan rekognisi, yaitu sebagai berikut:
·
Prestise
Prestise dilukiskan sebagai
sekumpulan definisi yang tidak tertulis dari berbagai perbuatan yang diharapkan
individu tampil di muka orang lain.
·
Kekuasaan
Kekuasaan, yaitu kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar sesuai dengan maksudnya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk memenuhi diri
sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, keterampilan, dan potensi.
Maslow menekankan bahwa apabila
kebutuhan fisioogis sudah dipenuhi maka kebutuhan keselamatan/keamanan menjadi
lebih dominan. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keselamatan/keamanan
terpenuhi dengan baik maka kebutuhan sosial/afiliasi akan muncul sebagai
kebutuhan yang dominan. Dengan demikian apabila kebutuhan sosial/afiliasi
menjadi dominan, seseorang akan berjuang untuk mendapatkan hubungan yang sangat
bermakna dengan yang lain. Kemudian mereka merasa membutuhkan penghargaan, baik
penghargaan diri, maupun penghargaan dari orang lain. Sekali kebutuhan
penghargaan dan pengakuan dapat dipenuhi secara kuat, akantimbul pula kebutuhan
untuk aktualisasi diri.
b.Teori Dua Faktor Menurut Frederick Herzberg
Dua faktor mengenai motivasi yang
dikembangkan oleh Frederick Herzberg (1959) adalah faktor yang membuat individu
merasa tidak puas (dissatisfied) dan faktor yang membuat individu merasa
puas (satisfied).
Kesimpulan khusus yang dihasilkan
Herzberg dari penelitiannya adalah
·
terdapatnya serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan
pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara para bawahan apabila
kondisi tersebut tidak ada. Apabila kondisi tersebut ada, hal itu tidak perlu
memotivasi bawahan. Kondisi tersebut adalah factor-faktor yang membuat individu
merasa tidak puas karena faktor-faktor trsebut diperlukan untuk mempertahankan
hierarki yang paling rendah, yaitu tingkat tidak adanya ketidakpuasan.
·
serangkaian kondisi intrinsik kepuasan pekerjaan yang
apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat
sehingga dapat menghasilkan kinerja pekerjaan yang baik. Apabila kondisi
tersebut tidak ada, kondisi tersebut ternyata tidak menimbukan rasa
ketidakpuasan yang berlebihan. Serangaian faktor tersebut disebut satisfied.
c.Teori Kebutuhan Menurut David C.McClelland
Teori motivasi dari McClelland
dihubungkan dengan konsep belajar (Gibson dkk.,1984). Oleh karena itu banyak
kebutuhan itu diperoleh dari kebudayaan. Tiga kebutuhan yang dikemukakan
adalah:
·
Kebutuhan akan kekuasaan
·
Kebutuhan akan afiliasi
·
Kebutuhan akan prestasi
Apabila kebutuhan individu terasa
sangat mendesak, kebutuhan tersebut akan memotivasi indivdu yang bersangkutan
untuk berusaha keras memenuhi kebutuhannya.
Teori Proses
Teori proses mendeskripsikan dan
menganalisa bagaimana perilaku dikuatkan, diarahkan, didukung, dihentikan,
bagaimana perilaku timbul, dan dijalankan.
a.Teori Harapan
Menurut teori harapan, orang memilih
cara bertingkah laku dari antara alternatif serangkaian tindakan, berdasarkan
harapan mereka akan apa yang akan diperoleh dari setiap tindakan. David Nadler
dan Edward Lawler menguraikan empat macam asumsi mengenai tingkah laku dalam
organisasi yang menjadi dasar pendekatan harapan sebagai berikut.
- Tingkah
laku ditentukan oleh kombinasi faktor-faktor dalam individu dan
faktor-faktor dalam lingkungan.
- Individu
secara sadar membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka dalam
organisasi.
- Individu
mempunyai kebutuhan, keingian, dan sasaran berbeda.
- Individu
memilih di antara alternatif tingkah laku atas dasar harapan mereka bahwa
suatu tingkah laku akan membawa hasil yang diinginkan.
Asumsi ini menjadi dasar untuk model harapan, yang mempunyai
tiga kompoen utama:
1.Harapan
hasil prestasi
Individu mengharapakan
konsekuensi tertentu dari tingkahlaku mereka. Harapan ini nantinya, akan
mempengaruhi keputusan mereka tentang cara bertingkah laku.
2.Valensi
Hasil dari suatu tingkah laku
tertentu mempunyai suatu valensi khusus, atau kekuatan untuk memotivasi, yang
bervariasi dari suatu individu ke individu yang lain.
3.Harapan
prestasi usaha
Harapan orang mengenai seberapa
sulit untuk melaksanakan tugas secara berhasil mempengaruhi keputusan tentang
tingkah laku.
Tingkah laku seseorang sampai
tingkat tertentu akan tergantung, pada tipe hasil yang di harapkan. Beberapa
hasil berfungsi sebagai imbalan intrinsik-imbalan yang “dirasakan”
langsung oleh orang yang bersangkutan. Imbalan ekstrinsik , sebaliknya
seperti bonus, pujian, atau promosi, diberikan kpada pihak luar. Satu tingkat
prestasi kerja mungkin dihubungkan dengan kombinasi hasil intrinsik dan
ekstrinsik, masing-masing mempunyai valensi sendiri.
b.Teori Keadilan
Teori Keadilan menekankan bahwa
bawahan membandingkan usaha mereka dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan
yang diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama
Teori keadilan didasarkan pada
asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu
atas keadilan dari penghargaan yang diterima. Keadilan dapat didefinisikan
sebagai rasio antara input pekerjaan individu (seperti usaha atau keterampilan)
dan imbalan pekerjaan (seperti gaji atau promosi). Menurut teori keadilan,
individu akan termotivasi kalau mereka mengalami kepuasan dengan yang mereka
terima dari upaya dalam proporsi dengan usaha yang mereka pergunakan. Orang
menilai kadilan dari imbalan mereka dengan membandingkan dengan imbalan yang
diterima orang lain untuk input yang serupa atau dengan rasio usaha/imbalan
yang lain yang mereka alami.
Reaksi seseorang terhadap
ketidakadilan tergantung pada sejarah ketidakadilan yang dialami orang
tersebut. Richard A.Cosier dan Dan R.Dalton menunjukkan bahwa hubungan kerja
tidak bersifat statistik dan bahwa ketidakadilan biasanya tidak terisolasi atau
merupakan peristiwa yang terjadi sekali saja. Mereka menyarankan bahwa ada
nilai ambang yang membuat seseorang dapat memberikan toleransi beberapa
peristiwa tidak adil, tetapi bila terlalu banyak kejadian dapat mendorong orang
tersebut melewati batas. Artinya ketidakadilan yang relatif kecil
“penderitaan klimaks” mendorong orang ini diluar batas toleransinya, dan
hasilnya adalah reaksi ekstrem dan tampaknya tidak layak.
c.Teori Penguatan
Teori penguatan, yang dikaitkan
dengan ahli psikologi B.F. Skinner dan teman-teman menunjukkan bagaimana
konsekuensi tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan pada masa depan
dalam proses belajar siklis.Proses ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
- Rangsangan
Respons
- Konsekuensi
- Respons
Masa Depan
Dalam pandangan ini, tingkah laku
sukarela seseorang (respons) terhadap suatu situasi atau peristiwa (rangsangan)
merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif,
pada masa depan orang tersebut akan cenderung memberikan respons serupa dalam
situasi serupa. Bila konsekuensi tersebut tidak menyenangkan, orang tadi
cenderung merubah tingkah lakunya untuk menghindari konsekuensi tadi.
No comments:
Post a Comment