Bantu Kami Share Info Menarik dan Dapatkan Rp350.00 per Kunjungannya Menarik Mudah dan Asik Kunjungi 8Share.co.id

Ekonomi Makro II | Makalah Penawaran Uang

Wednesday, 18 November 2015


Silahkan Download Makalahnya

Ekonomi Makro II
“Penawaran Uang”


                                            







Disusun Oleh :
Mei Duwidiana                      201310180311032








UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
TAHUN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullilah penulis panjatkan atas  kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas Teori Makro II.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberi bimbingan berupa materi dan juga teman-teman yang telah memberi saran, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai bisnis dalam kehidupan kita.


Malang,16 Desember 2014


Penulis
























DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang ........................................................................................................... 1
b.      Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
c.       Tujuan ........................................................................................................................ 2
d.      Metode Penulisan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
a.       Pengertian Uang.......................................................................................................... 3
b.      Pengertian penawaran uang........................................................................................ 3
c.       Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang.............................................................................. 4
d.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang................................................ 5
e.       Kurva Penawaran Uang.............................................................................................. 6
f.       Pergeseran Kurva Penawaran Uang............................................................................ 7
g.      Pengertian Kebijakan Moneter.................................................................................... 7
1.      Kebijakan Moneter Ekspansif............................................................................... 8
2.      Kebijakan Moneter Kontraktif.............................................................................. 8
h.      Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................................... 9
1.      Instrumen Kebijakan Moneter Secara Langsung.................................................. 9
2.      Instrumen Kebijakan Moneter Secara Tidak Langsung........................................ 10
i.        Mekanisme Kebijakan Moneter............................................................... .................. 11
BAB III PENUTUPAN
a.       Kesimpulan .......................................................................................................... 14
b.      Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15













BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna mempermudah proses pembayaran.
Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar rendah maka kelesuan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus, kemakmuran masyarakat secara keseluruhan akan mengalami penurunan. Kondisi tersebut antara lain melatar belakangi upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas-otoritas moneter dalam mengendalikan jumlah  uang beredar dalam perekonomian. Kegiatan mengendalikan jumlah uang beredar tersebut lazimnya disebut kebijakan moneter, yang pada dasarnya merupakan salah satu bagian integral dari Kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritas moneter.


2.    Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian penawaran uang ?
2.         Bagaimana pergerakan kurva penawaran?
3.         Apa saja yang berada dalam kebijakan moneter ?
4.         Bagaimana mekanisme serta instrument yang ada dalam kebijakan moneter ?
5.         Bagaimana permintaan agregat untuk uang dalam model keseimbangan portofolio?

3.    Tujuan
1.             Mengetahui arti dari penawaran uang
2.             Mengetahui bgaimana kurva penawaran uang
3.             Mengetahui lebih dalam mengenai kebijakan moneter, mekanisme serta instrument apa saja yang ada dalam kurva penawaran uang.
4.    Metode Penulisan
Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis menggunakan beberapa referensi :
 a.      Penulis mencari berbagai referensi  buku sebagai sumber penulis
b.      Penulis juga mencari sumber lainnya melalui situs-situ internet.
















BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Uang
Uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Berikut ini merupakan jenis jenis uang :
1.      Uang kartal atau dapat disebut sebagai mata uang (currency) yaitu jumlah uang kertas dan uang logam yang beredar. Uang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan jual beli dalam kegiatan transaksi sehari-hari.
2.      Uang giral (uang turutan) tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar. Bentuk uang giral dapat berupa cek ataupun giro. Namun uang giral bukan alat pembayaran yang sah. Sehingga masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
3.      Uang kuasi adalah surat surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri dari atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestic.
Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian suatu Negara pada rentan periode tertentu atau lebih sederhananya adalah jumlah uang yang beredar. Penawaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Biasanya jumlah uang beredar dilambangkan dengan huruf M. Disini ada beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang yang beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar didefinisikan sebagai berikut.
  • M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (uang giral/ demand deposit)
  • M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
  • M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga keuangan bukan bank.
Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas uang logam, uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta domestik. Penawaran uang dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Lembaga yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan menjalankan kebijakan khususnya kebijakan moneter adalah bank sentral.
Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang :
1.    Teori penawaran uang modern
Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).
  • Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
  • Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.
  • Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI
  • Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai
  • Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter.
  • Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.
2.      Teori Penawaran uang tanpa bank
Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang.Teori yang paling sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah satu-satunya alat pembayaran. JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. JUB (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana, suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.
3.      Money Multiplier (Pelipat Uang)
Proses pelipatan uang atau money multiplier merupakan proses pasar ( penyesuaian antara permintaaan dan penawaran uang ).Proses pelipatan itu dimungkinakan karena adanya lembaga yang disebut bank,yang tidak harus menjamin secara penuh uang giral yang diciptakannya dengan uang tunai.Seandainya cash ratio yang dipegang bank adalah 100%,maka proses pelipatan uang tidak akan terjadi.
Uang giral ( demand deposit,time deposit dan saving deposit) tidak harus dijamin secara penuh dalam bentuk uang tunai pada bank.Uang giral sebesar Rp.10.000 misalnya bank hanya perlu menyimpan uang tunai (cadangan bank) sebesar Rp.500 ( jika cash ratio yang berlaku 5 % ).Artinya dengan memegang uang inti sebesar Rp.500 bank bias menciptakan uang giral sebesar Rp.10.000.Jadi bank menciptakan uang giral Rp.9.500 (Rp.10.000 – Rp. 500) .Oleh karena itu setiap tambahan uang inti sebesar Rp.1 akan dapat menciptakan tambahan uang ­beredar yang lebih besar daripada Rp.1.Dalam kenyataanya uang yang diciptakan bank,tidak hanya bergantung pada kemauan bank semata,tetapi tergantung pula pada hasil interaksi para pelaku pasar.

Secara ringkas proses pelipatan uang tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
           M1 =  B ; dimana c = C/M1 dan r = R/DD
Persamaan tersebut menunjukkan bagaimana uang inti B dilipatkan menjadi uang beredar M1,Sedangkan 1/c+r(1-r) adalah koefisien pelipat uang (money multiplier).Nilai koefisien pelipat uang biasanya lebih dari satu. Semakin kecil nilai c dan r,akan semakin besar nilai koefisien pelipat uang.Nilai c yang rendah artinya,masyarakat lebih suka menyimpan uang tunainya di bank daripada dirumah dan bank memiliki banyak uang inti yang akan dilipatkan.Sedangkan nilai r yang rendah artinya,lebih banyak uang giral yang bias diciptakan dari setiap rupiah uang inti yang dipegang olah bank. Nilai c dan r mencerminkan perilaku masyarakat dan bank. Besarnya uang beredar yang dipegang oleh masyarakat dalam bentuk tunai mencerminkan keinginan dan perilaku masyarakat .
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.
  1. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
  2. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena semakin sering melakukan transaksi.
  3. Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar.
  4. Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar dibanding di pedesaan.
  5. Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
  6. Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.
  7. Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.
Kurva Penawaran Uang
Permintaan melalui bank sentral sangat mempengaruhi besar kecilnya penawaran uang atau jumlah uang yang beredar dalam jumlah tetap pda periode tertentu. Sehingga, hal tersebut membuat kurva penawaran uang berbentuk kurva in-elastis sempurna yang berupa garis vertical tegak lurus. Adapun gambar kurva penawaran uang adalah sebagai berikut :
 







            Berdasarkan gambar kurva penawaran uang di atas terlihat bahwa jumlah uang beredar akan memiliki jumlah yang tetap meskipun suku bunga mengalami kenaikan ataupun penurunan, hal ini karena permintaan memalui bank sentral selalu berupaya agar uang yang beredar memiliki jumlah tetap pada periode tertentu. Dari kurva di atas juga terlihat bahwa perubahan penawaran uang terlihat dari adanya pergerakan baik pergerakan dari Ms0 ke Ms1 atau pergerakan dari Ms0 ke Ms2. Yang perlu diperhatikan adalah apabila terjadi pergerakan kurva kearah kiri maka menunjukan adanya pengurangan penawaran uang seperti yang terlihat dari pergerakan Ms0 ke Ms2 dan begitupula sebaliknya. Pergerakan kurva penawaran uang kea rah kanan menunjukan adanya peningkatan penawaran uang seperti  ditunjukan  pada kurva yaitu pergerajkan dari Ms0 ke Ms2.
Pergeseran kurva penawaran uang
Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah:
1.      Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.

2.      Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.

3.      Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).

4.      Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.

5.      Nilai Tukar Rupiah, Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.
Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan merupakan factor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit.

a.       Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan yang bersifat ekspansif berarti menambah jumlah uang beredar (penawaran uang) di masyarakat. Masyarakat dan perusahaan memiliki lebih banyak uang di kas atau di rekening bank. Banyaknya jumlah uang beredar akan memengaruhi tingkat suku bunga untuk cenderung turun.
Konsekuensinya, masyarakat (konsumen dan para investor) dapat meningkatkan kemampuan atau daya beli mereka terhadap sejumlah barang dan jasa yang diinginkan. Selain itu, dalam kondisi tingkat bunga rendah permintaan untuk berinvestasi pun meningkat. Investasi antara lain dilakukan dalam bentuk pembelian tanah, gedung untuk disewakan atau dengan menyimpan kekayaannya dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan saham perusahaan.

Meningkatnya pengeluaran konsumen dan investor, akan berpengaruh terhadap produksi, kesempatan kerja di masyarakat. Proses tersebut akan berakibat pada besarnya permintaan agregat dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional.
b.      Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan yang bersifat kontraktif akan mengurangi jumlah uang beredar ( penawaran uang) di masyarakat. Masyarakat dan perusahaan memiliki lebih sedikit uang di kas atau di rekening bank. Berkurangnya jumlah uang beredar akan memengaruhi tingkat suku bunga cenderung naik.

Konsekuensinya, masyarakat (konsumen dan para investor) tidak dapat meningkatkan kemampuan atau daya beli terhadap sejumlah barang dan jasa yang diinginkan. Selain itu, dalam kondisi tingkat bunga tinggi permintaan untuk berinvestasi pun berkurang.

Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam upaya mengatur jumlah uang beredar, bank sentral umumnya menggunakan beberapa instrument kebijakan moneter yang dapat digolongkan kedalam dua jenis instrument yaitu:
1.Instrumen kebijakan moneter langsung (direct monetary policy instruments)
2.Instrumen kebijakan moneter tidak langsung (indirect monetary policy instruments)

Instrument kebijakan moneter langsung yang biasa digunakan oleh bank sentral atau otoritas moneter terutama di negara-negara berkembang antara lain sebagai berikut:
a.       Credit Ceiling / Pagu Kredit
Credit Ceiling : penentuan jumlah batas maksimal kredit yang diperbolehkan untuk disalurkan oleh masing-masing bank yang ditetapkan oleh bank sentral.
Penentuan jumlah pagu kredit yang dapat disalurkan setiap bank antara lain dapat ditetapkan berdasarkan jumlah modal yang dimiliki oleh bank atau dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang dikelola.
Kebijakan pagu kredit ini diadopsi oleh Bank Indonesia sebagai instrument pengendalian langsung sampai era deregulasi atau kebijakan moneter dan perbankan 1 Juni 1983. Instrumen ini dapat dikatakan cukup efektif menekan laju kenaikan harga (inflasi) pasa saat itu, namun dari sisi lain instrument tersebut sangat tidak efektif dan bahkan menjadi disinsentif bagi perbankan dalam upaya mobilisasi dana masyarakat. Disamping itu, instrument ini dapat menyebabkan terjadinya distorsi sumber-sumber daya karena adanya kecenderungan bank-bank mengalami ekses likuiditas akibat fungsi intermediasi tidak dapat dilakukan secara optimal.

b.      Penetapan Tingkat Bunga
Bank sentral dalam melaksanakan pengendalian moneter langsung dengan menetapkan tingkat bunga (interest rate ceiling), dilakukan dengan menentukan besarnya tingkat bunga yang diberikan atau dikenakan olen bank kepada nasabahnya, baik nasabah deposan atau penabung maupun nasabah debiturnya.
Penetapan tingkat bunga simpanan dengan tingkat buunga pinjaman (kredit) seringkali sangat kecil sehingga spread (selisih antara biaya dana atau cost of funds dengan bunga kredit) bank kemungkinan bisa menjadi negative.
Penggunaan instrument kebijakan moneter dewasa ini tidak begitu efektif mengingat produk-produk bank semakin bervariasi. Disamping semakin pesatnya perkembangan instrument financial dan terintegrasinya pasar keuangan dunia sebagai konsekuensi dari perekonomian global.




c.       Penurunan Nilai Uang
Salah satu kebijakan pengendalian moneter yang berdampak langsung terhadap pengurangan jumlah uang beredar adalah dengan menurunkan nilai uang yang ada ditangan masyarakat atau di perbankan.
Nilai penurunan uang biasanya dilakukan dengan persentase tertentu, misalnya 25% atau 50% dari nilai nominal uang, tergantung kebijakan pemerintah atau bank sentral.
Pengurangan nilai mata uang ini pernah dilakukan saat tahun 1965, pemerintah melakukan penurunan nilai Rupiah dari Rp 1000,- menjadi hanya Rp 1,-. Penurunan nilai uang tersebut bisa saja mendapatkan penggantian dari pemerintah, namun bisa saja tidak. Kalau pemerintah memberikan penggantian biasanya jumlah penurunan nilai uang ditukar dengan Surat Utang Negara.

d.      Kredit Langsung (direct loan)
Kredit langsung ini dimaksudkan untuk membantu pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu yang merupakan sector yang diprioritaskan untuk dikembangkan dan telah deprogram oleh pemerintah.
Kredit ini disalurkan langsung oleh pemerintah melalui lembaga keuangan (perbankan) sebagai agennya. Oleh karena itu, kredit ini sering juga disebut sebagai kredit program.
Pemerintah telah banyak menyalurkan kredit langsung ini pada tahun 1980-an untuk memacu perkembangan sector usaha kecil menengah, yaitu kredit modal kerja permanen dan kredit investasi kecil. Pada akhir decade 1990-an, pemerintah menyalurkan kredit langsung dalam bentuk dana bergulir yang diberikan kepada sektor UKM.

Instrument pengendalian moneter yang secara tidak langsung mempengaruhi sasaran operasional kearah yang ditargetkan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter. Instrument tidak langsung yang digunakan bank sentral dalam rangka mengendalikan variable moneter antara lain sebagai berikut:
a.       Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

b.      Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
c.       Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
d.      Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Mekanisme Kebijakan Moneter
            Sampai saat ini ada beberapa perbedaan pendapat mengenai bagaimana jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian serta bagaimana mekanisme transmisi (jalur pengaruh) perubahan jumlah uang beredar. Sehingga ada beberapa jalur yang bisadipakai untuk menerangkan bagaimana jumlah uang beredar mempengaruhi kegiatan ekonomi,
a.       Jalur Biaya Modal
Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan penghubung utama antara sector moneter dan sector rill. Misalnya, perubahan jumlah uang yang beredar akan mempengaruhitingkat bunga. Selanjutnya melalui perubahan tingkat bunga  pemerintah akan dapat mempengaruhi tingkat bunga. Selanjutnya melalui perubahan tingkat bunga pemerintah akan dapat mempengaruhi investasi atau mungkin juga konsumsi, yang selanjutnya akan mempengaruhi pula permintaan agregat atau pengeluaran total. Perubahan dalam pengeluaran total pada akhirnya akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional (GDP) rill. Dengan demikian, tingkat bunga uang merupakan biaya modal yang dapat dipandang sebagai indicator pengaruh kebijakan moneter/ sector moneter terhadap keseimbangan pendapatan nasional (sector rill). Secara skematis jalur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :



b.      Jalur Kekayaan
Pengaruhperubahan jumlah uang yang beredar terhadap pendapatan nasional dapat juga di tenrangkan melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan disini meluputi :
-          Barang fisik ( tabah, rumah, dan sebagainya )
-          Surat berharga
-          Uang tunai
Hubungan kekayaan dengan pengeluaran total ( seperti yang di terangkan oleh pigou ) adalah sebagai berikut :
            Perubahan nilai uang rill (real cash balance) disebabkan oleh karena turunnya harga ( dengan jumlah uang yang tetap ) ataupun naiknya jumlah uang ( dengan harga tetap ) akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang merupakan bagian dari pengeluaran total. Perubahan pengeluaran uang total ini pada gilirannya akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan. Dengan demikian kebijaksanaan moneter disini akan akan mempengaruhi konsumsi melalui apa yang disebut real sach balance atau pigou effect. Secara skematis perubahan jumlah uang beredar melalui jalur kekayaan ini adalah sebagai berikut :





c.       Jalur Harga Relatif ( Teori Portofolio )
Teori Portofolio merupakan dasar yang rasional mengapa seseorang memegang sesuatu (beberapa) kekayaan tertentu termasuk dalam bentuk uang. Beberapa anggapan teori ini antara lain sebagai berikut :
-          Setiap orang akan selalu berusaha untuk menyamakan pendapatan marginal ( marginal return ) dari masing masing bentuk kekayaan dalam portofolio
-          Bertambahnya salah satu bentuk kekayaan akan menurunkan harga bentuk kekayaan tersebut relative terhadap bentuk kekayaan yang lain.
-          Individu tersebut akan menukarkan bentuk kekayaan yang harganya turun tersebut dengan bentuk kekayaan lain yang harganya lebih tinggi.
-          Proses penukaran tersebut (juga proses perubahan susunan bentuk kekayaan akan berjalan terus ( akan dilakukan ) sampai pendapatan marginal dari masing-masing bentuk kekayaan sama besar.
Perubahan harga relative yang terjadi sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penyesuaian susunan portofolio seseorang. Misalnya, penambahan jumlah uang sebagai akibat dari kebijaksanaan moneter membeli surat berharga oleh bank sentral, akan memnyebabkan individu kelebihan uang dengan bentuk kekayaan yang lain. Harga kekayaan lain akan naik (atau returnnya turun) produksi juga investasi pada bentuk kekayaan lain akan naik. Dengan naiknya investasi maka akan menaikkan pendapatan pula. Sehingga jelaslah dari contoh tersebut bahwa kenaikan jumlah uang beredar akan menaikkan pendapatan.
d.       Jalur Langsung (Teori Moneterist)
Teori menjelaskan bahwa kebijaksanaa moneter bisa mempengaruhi GNP (Pendapatan) secara langsung. Menurut teori ini, karena sebenarnya mekanisme transmisi itu begitu kompleks, maka sulit untuk digambarkan, sehingga tidak bisa dinyatakan secara spesifik dan tidak bisa digambarkan secara terperinci. Secara skematis mekanisme jalurnya sebagai berikut :
       Pengaruh jumlah uang terhadap pengeluaran total adalah melalui harga


BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian suatu Negara pada rentan periode tertentu atau lebih sederhananya adalah jumlah uang yang beredar. Penaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Beredarnya jumlah uang tidak dapat dilakukan dengan semena mena. Melainkan harus melihat faktor-faktor apa saja yang akan menyebabkan pemerintah dan bank sentral untuk mengambil sebuah kebijakan.
Kebijakan yang dimaksud disini adalah kebijakan yang berada di dalam kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan merupakan factor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit
Kebijakan moneter dapat ditempuh adalah kebijakan moneter ekspansif atau yang lebih dikenal sebagai kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal dengan nama kebijakan uang ketat (tight money policy).

b.      Saran
Dengan demikian  sebagai penyusun makalah mengharap kepada semua pembaca agar mulai mengerti dan paham mengenai penawaran uang, serta dapan mengaplikasikannya kedalam kurva penawaran uang. Dapat pula mengetahui faktor-faktor penyebab jumlah uang beredar dan bagaimana mekanisme serta instrument yang digunakan.









DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo,Eko. 2014. Fundamental Makro Ekonomi.
http://kinantiarin.wordpress.com/teori-penawaran-uang/
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/konsep-permintaan-dan-penawaran-uang.html
http://uasuin.wordpress.com/2012/01/03/instrumen-kebijakan-moneter/
http://bertani-bertani.blogspot.com/2013/10/ekonomi-makro-kebijakan-moneter-dan.html
http://www.ekonomikontekstual.com/2014/09/makna-kurva-permintaan-dan-penawaran-uang.html
https://dewimanroe.wordpress.com/2013/03/13/permintaan-dan-penawaran-uang/
http://www.ekonomikontekstual.com/2014/09/pengertian-penawaran-uang-berdasarkan-ilmu-ekonomi.html

http://mayamarcelinat.blogspot.com/2011/05/kuliahku.html

3 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. I just got a check for $500.

    Sometimes people don't believe me when I tell them about how much money you can get filling out paid surveys from home...

    So I show them a video of myself getting paid $500 for taking paid surveys.

    ReplyDelete
  3. According to information provided by the National Association of Unclaimed Property Administrators, 1:8 people in the United States have unclaimed assets... With claims averaging claims of over $1,000!

    Lookup Federal & State Claimable Cash!

    ReplyDelete