“Penawaran
Uang”
Disusun Oleh :
Mei Duwidiana 201310180311032
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
TAHUN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdullilah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan
melengkapi tugas Teori Makro II.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan
dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun
penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan
baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam
bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
telah memberi bimbingan berupa materi dan juga teman-teman yang telah memberi
saran, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah ini,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan pembaca mengenai bisnis dalam kehidupan kita.
Malang,16 Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
SAMPUL.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
c. Tujuan ........................................................................................................................ 2
d. Metode Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Uang.......................................................................................................... 3
b. Pengertian penawaran uang........................................................................................ 3
c. Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang.............................................................................. 4
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang................................................ 5
e. Kurva Penawaran Uang.............................................................................................. 6
f. Pergeseran Kurva Penawaran Uang............................................................................ 7
g. Pengertian Kebijakan Moneter.................................................................................... 7
1. Kebijakan Moneter Ekspansif............................................................................... 8
2. Kebijakan Moneter Kontraktif.............................................................................. 8
h. Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................................... 9
1. Instrumen Kebijakan Moneter Secara Langsung.................................................. 9
2. Instrumen Kebijakan Moneter Secara Tidak
Langsung........................................ 10
i.
Mekanisme Kebijakan Moneter............................................................... .................. 11
BAB III PENUTUPAN
a. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
b. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Uang
merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga
untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu
fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa
dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem
perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga
segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Peranan
uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi
produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Dalam perkembangannya,
jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk
mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya
jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi
uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin
berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan berkembang mempunyai konsekuensi
meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna mempermudah proses
pembayaran.
Peningkatan
jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi
tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar rendah
maka kelesuan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus,
kemakmuran masyarakat secara keseluruhan akan mengalami penurunan. Kondisi
tersebut antara lain melatar belakangi upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah atau otoritas-otoritas moneter dalam mengendalikan jumlah uang
beredar dalam perekonomian. Kegiatan mengendalikan jumlah uang beredar tersebut
lazimnya disebut kebijakan moneter, yang pada dasarnya merupakan salah satu
bagian integral dari Kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritas
moneter.
2.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
penawaran uang ?
2.
Bagaimana pergerakan
kurva penawaran?
3.
Apa saja yang berada
dalam kebijakan moneter ?
4.
Bagaimana mekanisme
serta instrument yang ada dalam kebijakan moneter ?
5.
Bagaimana permintaan agregat
untuk uang dalam
model keseimbangan portofolio?
3.
Tujuan
1.
Mengetahui arti
dari penawaran uang
2.
Mengetahui bgaimana
kurva penawaran uang
3.
Mengetahui lebih
dalam mengenai kebijakan moneter, mekanisme serta instrument apa saja yang ada
dalam kurva penawaran uang.
4.
Metode Penulisan
Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang
dilaksanakan, maka penulis menggunakan beberapa referensi :
a. Penulis
mencari berbagai referensi buku sebagai
sumber penulis
b. Penulis juga
mencari sumber lainnya melalui situs-situ internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Uang
Uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah. Berikut ini merupakan jenis jenis uang :
1.
Uang kartal atau dapat disebut
sebagai mata uang (currency) yaitu jumlah uang kertas dan uang logam yang
beredar. Uang kartal adalah alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh
masyarakat dalam melakukan jual beli dalam kegiatan transaksi sehari-hari.
2.
Uang giral (uang turutan)
tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah
alat tukar. Bentuk uang giral dapat berupa cek ataupun giro. Namun uang giral
bukan alat pembayaran yang sah. Sehingga masyarakat boleh menolak dibayar dengan
uang giral.
3.
Uang kuasi adalah surat surat
berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini
terdiri dari atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestic.
Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
suatu Negara pada rentan periode tertentu atau lebih sederhananya adalah jumlah
uang yang beredar. Penawaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah
jumlah uang yang beredar. Biasanya jumlah uang beredar dilambangkan dengan
huruf M. Disini ada beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang yang
beredar tergantung dari tingkat likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar
didefinisikan sebagai berikut.
- M1
adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran (uang giral/ demand deposit)
- M2
adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank
umum.
- M3
adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga keuangan
bukan bank.
Secara sederhana penawaran uang atau
jumlah uang yang beredar terdiri atas uang logam, uang kertas, simpanan giro,
deposito berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening valuta asing milik
swasta domestik. Penawaran uang dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai
kebijakan yang ditetapkan. Lembaga yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan
menjalankan kebijakan khususnya kebijakan moneter adalah bank sentral.
Jenis-Jenis Teori Penawaran Uang :
1. Teori
penawaran uang modern
Dalam perekonomian modern digunakan
sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah
otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otorita
moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber
penawaran uang sekunder. JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi
anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau
merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti
tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang
masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah
struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi
ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai
keseimbangan secara bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam
posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat
(ada kenaikan gaji pegawai).
- Pertama:
tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai
(kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan
merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
- Misalkan
tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan
kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank
menjadi lebih besar.
- Bank
pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin
akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI
- Dalam
transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai
- Kesimpulan:
tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter.
- Uang
kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral,
sehingga M1 bertambah.
2. Teori
Penawaran uang tanpa bank
Teori ini menganggap seakan-akan
perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses
penciptaan uang.Teori yang paling
sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah
satu-satunya alat pembayaran. JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di
masyarakat. Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri
untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang
menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. JUB (emas)
naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh
proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai
pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana, suatu perekonomian
tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang
hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas
akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di
pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.
3. Money
Multiplier (Pelipat Uang)
Proses
pelipatan uang atau money multiplier merupakan proses pasar ( penyesuaian
antara permintaaan dan penawaran uang ).Proses pelipatan itu dimungkinakan
karena adanya lembaga yang disebut bank,yang tidak harus menjamin secara penuh
uang giral yang diciptakannya dengan uang tunai.Seandainya cash ratio yang
dipegang bank adalah 100%,maka proses pelipatan uang tidak akan terjadi.
Uang giral ( demand deposit,time
deposit dan saving deposit) tidak harus dijamin secara penuh dalam bentuk uang
tunai pada bank.Uang giral sebesar Rp.10.000 misalnya bank hanya perlu
menyimpan uang tunai (cadangan bank) sebesar Rp.500 ( jika cash ratio yang
berlaku 5 % ).Artinya dengan memegang uang inti sebesar Rp.500 bank bias
menciptakan uang giral sebesar Rp.10.000.Jadi bank menciptakan uang giral
Rp.9.500 (Rp.10.000 – Rp. 500) .Oleh karena itu setiap tambahan uang inti
sebesar Rp.1 akan dapat menciptakan tambahan uang beredar yang lebih besar
daripada Rp.1.Dalam kenyataanya uang yang diciptakan bank,tidak hanya
bergantung pada kemauan bank semata,tetapi tergantung pula pada hasil interaksi
para pelaku pasar.
Secara ringkas proses pelipatan uang
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
M1 = B ; dimana c = C/M1 dan r = R/DD
Persamaan tersebut menunjukkan
bagaimana uang inti B dilipatkan menjadi uang beredar M1,Sedangkan
1/c+r(1-r) adalah koefisien pelipat uang (money multiplier).Nilai koefisien
pelipat uang biasanya lebih dari satu. Semakin kecil nilai c dan r,akan semakin
besar nilai koefisien pelipat uang.Nilai c yang rendah artinya,masyarakat lebih
suka menyimpan uang tunainya di bank daripada dirumah dan bank memiliki banyak
uang inti yang akan dilipatkan.Sedangkan nilai r yang rendah artinya,lebih
banyak uang giral yang bias diciptakan dari setiap rupiah uang inti yang
dipegang olah bank. Nilai c dan r mencerminkan perilaku masyarakat dan bank.
Besarnya uang beredar yang dipegang oleh masyarakat dalam bentuk tunai
mencerminkan keinginan dan perilaku masyarakat .
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran uang adalah sebagai berikut.
- Semakin
tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin
rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
- Semakin
tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena
semakin sering melakukan transaksi.
- Semakin
banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang
beredar.
- Keadaan
geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang
beredar dibanding di pedesaan.
- Struktur
ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri
peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.
- Penguasaan
IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat
uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang
sederhana.
- Globalisasi
industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus modal ekonomi
antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi
oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini kurs uang
mempengaruhi peredaran.
Kurva Penawaran Uang
Permintaan melalui bank sentral
sangat mempengaruhi besar kecilnya penawaran uang atau jumlah uang yang beredar
dalam jumlah tetap pda periode tertentu. Sehingga, hal tersebut membuat kurva
penawaran uang berbentuk kurva in-elastis sempurna yang berupa garis vertical
tegak lurus. Adapun gambar kurva penawaran uang adalah sebagai berikut :
Berdasarkan
gambar kurva penawaran uang di atas terlihat bahwa jumlah uang beredar akan
memiliki jumlah yang tetap meskipun suku bunga mengalami kenaikan ataupun
penurunan, hal ini karena permintaan memalui bank sentral selalu berupaya agar
uang yang beredar memiliki jumlah tetap pada periode tertentu. Dari kurva di
atas juga terlihat bahwa perubahan penawaran uang terlihat dari adanya
pergerakan baik pergerakan dari Ms0 ke Ms1 atau pergerakan dari Ms0 ke Ms2.
Yang perlu diperhatikan adalah apabila terjadi pergerakan kurva kearah kiri
maka menunjukan adanya pengurangan penawaran uang seperti yang terlihat dari
pergerakan Ms0 ke Ms2 dan begitupula sebaliknya. Pergerakan kurva penawaran
uang kea rah kanan menunjukan adanya peningkatan penawaran uang seperti ditunjukan pada kurva yaitu pergerajkan dari Ms0 ke Ms2.
Pergeseran
kurva penawaran uang
Faktor-faktor
yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah:
1. Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga
terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat
melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan
tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
3. Tingkat Produksi dan Pendapatan
Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan
nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar.
Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui
peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
4. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki
cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank
Indonesia menetapkan tingkat cadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur
kesehatan bank.
5. Nilai Tukar Rupiah, Jika nilai tukar
rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga
sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan
nilai rupiah pun terangkat.
Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah salah satu
factor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan merupakan factor yang dapat
dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk
mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga kebijakan ekonomi
yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan dengan
pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit.
a. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary
expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka
menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi
pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada
saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga
kebijakan moneter longgar (easy money policy)
Kebijakan yang bersifat ekspansif
berarti menambah jumlah uang beredar (penawaran uang) di masyarakat. Masyarakat
dan perusahaan memiliki lebih banyak uang di kas atau di rekening bank.
Banyaknya jumlah uang beredar akan memengaruhi tingkat suku bunga untuk
cenderung turun.
Konsekuensinya,
masyarakat (konsumen dan para investor) dapat meningkatkan kemampuan atau daya
beli mereka terhadap sejumlah barang dan jasa yang diinginkan. Selain itu,
dalam kondisi tingkat bunga rendah permintaan untuk berinvestasi pun meningkat.
Investasi antara lain dilakukan dalam bentuk pembelian tanah, gedung untuk
disewakan atau dengan menyimpan kekayaannya dalam bentuk surat berharga seperti
obligasi dan saham perusahaan.
Meningkatnya
pengeluaran konsumen dan investor, akan berpengaruh terhadap produksi,
kesempatan kerja di masyarakat. Proses tersebut akan berakibat pada besarnya
permintaan agregat dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pendapatan
nasional.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary
contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Kebijakan
yang bersifat kontraktif akan mengurangi jumlah uang beredar ( penawaran uang)
di masyarakat. Masyarakat dan perusahaan memiliki lebih sedikit uang di kas
atau di rekening bank. Berkurangnya jumlah uang beredar akan memengaruhi
tingkat suku bunga cenderung naik.
Konsekuensinya,
masyarakat (konsumen dan para investor) tidak dapat meningkatkan kemampuan atau
daya beli terhadap sejumlah barang dan jasa yang diinginkan. Selain itu, dalam
kondisi tingkat bunga tinggi permintaan untuk berinvestasi pun berkurang.
Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam upaya mengatur jumlah uang beredar, bank sentral
umumnya menggunakan beberapa instrument kebijakan moneter yang dapat
digolongkan kedalam dua jenis instrument yaitu:
1.Instrumen
kebijakan moneter langsung (direct monetary policy instruments)
2.Instrumen
kebijakan moneter tidak langsung (indirect monetary policy instruments)
Instrument
kebijakan moneter langsung yang biasa digunakan oleh bank sentral atau otoritas
moneter terutama di negara-negara berkembang antara lain sebagai berikut:
a. Credit Ceiling / Pagu Kredit
Credit
Ceiling : penentuan jumlah batas maksimal kredit yang diperbolehkan untuk
disalurkan oleh masing-masing bank yang ditetapkan oleh bank sentral.
Penentuan jumlah pagu kredit yang
dapat disalurkan setiap bank antara lain dapat ditetapkan berdasarkan jumlah
modal yang dimiliki oleh bank atau dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga
yang dikelola.
Kebijakan
pagu kredit ini diadopsi oleh Bank Indonesia sebagai instrument pengendalian
langsung sampai era deregulasi atau kebijakan moneter dan perbankan 1 Juni
1983. Instrumen ini dapat dikatakan cukup efektif menekan laju kenaikan harga
(inflasi) pasa saat itu, namun dari sisi lain instrument tersebut sangat tidak
efektif dan bahkan menjadi disinsentif bagi perbankan dalam upaya mobilisasi
dana masyarakat. Disamping itu, instrument ini dapat menyebabkan terjadinya
distorsi sumber-sumber daya karena adanya kecenderungan bank-bank mengalami
ekses likuiditas akibat fungsi intermediasi tidak dapat dilakukan secara
optimal.
b. Penetapan Tingkat Bunga
Bank
sentral dalam melaksanakan pengendalian moneter langsung dengan menetapkan
tingkat bunga (interest rate ceiling), dilakukan dengan menentukan besarnya
tingkat bunga yang diberikan atau dikenakan olen bank kepada nasabahnya, baik
nasabah deposan atau penabung maupun nasabah debiturnya.
Penetapan
tingkat bunga simpanan dengan tingkat buunga pinjaman (kredit) seringkali
sangat kecil sehingga spread (selisih antara biaya dana atau cost of funds
dengan bunga kredit) bank kemungkinan bisa menjadi negative.
Penggunaan
instrument kebijakan moneter dewasa ini tidak begitu efektif mengingat
produk-produk bank semakin bervariasi. Disamping semakin pesatnya perkembangan
instrument financial dan terintegrasinya pasar keuangan dunia sebagai
konsekuensi dari perekonomian global.
c. Penurunan Nilai Uang
Salah
satu kebijakan pengendalian moneter yang berdampak langsung terhadap
pengurangan jumlah uang beredar adalah dengan menurunkan nilai uang yang ada
ditangan masyarakat atau di perbankan.
Nilai
penurunan uang biasanya dilakukan dengan persentase tertentu, misalnya 25% atau
50% dari nilai nominal uang, tergantung kebijakan pemerintah atau bank sentral.
Pengurangan nilai mata uang ini
pernah dilakukan saat tahun 1965, pemerintah melakukan penurunan nilai Rupiah
dari Rp 1000,- menjadi hanya Rp 1,-. Penurunan nilai uang tersebut bisa saja
mendapatkan penggantian dari pemerintah, namun bisa saja tidak. Kalau
pemerintah memberikan penggantian biasanya jumlah penurunan nilai uang ditukar
dengan Surat Utang Negara.
d. Kredit Langsung (direct loan)
Kredit
langsung ini dimaksudkan untuk membantu pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu
yang merupakan sector yang diprioritaskan untuk dikembangkan dan telah
deprogram oleh pemerintah.
Kredit
ini disalurkan langsung oleh pemerintah melalui lembaga keuangan (perbankan)
sebagai agennya. Oleh karena itu, kredit ini sering juga disebut sebagai kredit
program.
Pemerintah telah banyak menyalurkan
kredit langsung ini pada tahun 1980-an untuk memacu perkembangan sector usaha
kecil menengah, yaitu kredit modal kerja permanen dan kredit investasi kecil.
Pada akhir decade 1990-an, pemerintah menyalurkan kredit langsung dalam bentuk
dana bergulir yang diberikan kepada sektor UKM.
Instrument pengendalian moneter yang secara tidak langsung
mempengaruhi sasaran operasional kearah yang ditargetkan oleh bank sentral
sebagai otoritas moneter. Instrument tidak langsung yang digunakan bank sentral
dalam rangka mengendalikan variable moneter antara lain sebagai berikut:
a. Operasi Pasar Terbuka (Open
Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan
jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank
umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam
ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur
jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang
harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.
d. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk
berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak
jumlah uang beredar pada perekonomian.
Mekanisme Kebijakan Moneter
Sampai saat
ini ada beberapa perbedaan pendapat mengenai bagaimana jumlah uang beredar
dapat mempengaruhi perekonomian serta bagaimana mekanisme transmisi (jalur
pengaruh) perubahan jumlah uang beredar. Sehingga ada beberapa jalur yang
bisadipakai untuk menerangkan bagaimana jumlah uang beredar mempengaruhi
kegiatan ekonomi,
a. Jalur Biaya Modal
Menurut Keynes, tingkat bunga
merupakan penghubung utama antara sector moneter dan sector rill. Misalnya,
perubahan jumlah uang yang beredar akan mempengaruhitingkat bunga. Selanjutnya
melalui perubahan tingkat bunga
pemerintah akan dapat mempengaruhi tingkat bunga. Selanjutnya melalui
perubahan tingkat bunga pemerintah akan dapat mempengaruhi investasi atau
mungkin juga konsumsi, yang selanjutnya akan mempengaruhi pula permintaan
agregat atau pengeluaran total. Perubahan dalam pengeluaran total pada akhirnya
akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional (GDP) rill. Dengan demikian,
tingkat bunga uang merupakan biaya modal yang dapat dipandang sebagai indicator
pengaruh kebijakan moneter/ sector moneter terhadap keseimbangan pendapatan
nasional (sector rill). Secara skematis jalur tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
b. Jalur
Kekayaan
Pengaruhperubahan
jumlah uang yang beredar terhadap pendapatan nasional dapat juga di tenrangkan
melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan disini meluputi :
-
Barang fisik ( tabah,
rumah, dan sebagainya )
-
Surat berharga
-
Uang tunai
Hubungan kekayaan dengan pengeluaran total ( seperti
yang di terangkan oleh pigou ) adalah sebagai berikut :
Perubahan
nilai uang rill (real cash balance) disebabkan oleh karena turunnya harga (
dengan jumlah uang yang tetap ) ataupun naiknya jumlah uang ( dengan harga
tetap ) akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang merupakan bagian dari
pengeluaran total. Perubahan pengeluaran uang total ini pada gilirannya akan
mempengaruhi keseimbangan pendapatan. Dengan demikian kebijaksanaan moneter
disini akan akan mempengaruhi konsumsi melalui apa yang disebut real sach
balance atau pigou effect. Secara skematis perubahan jumlah uang beredar
melalui jalur kekayaan ini adalah sebagai berikut :
c. Jalur
Harga Relatif ( Teori Portofolio )
Teori
Portofolio merupakan dasar yang rasional mengapa seseorang memegang sesuatu
(beberapa) kekayaan tertentu termasuk dalam bentuk uang. Beberapa anggapan
teori ini antara lain sebagai berikut :
-
Setiap orang akan
selalu berusaha untuk menyamakan pendapatan marginal ( marginal return ) dari
masing masing bentuk kekayaan dalam portofolio
-
Bertambahnya salah satu
bentuk kekayaan akan menurunkan harga bentuk kekayaan tersebut relative
terhadap bentuk kekayaan yang lain.
-
Individu tersebut akan
menukarkan bentuk kekayaan yang harganya turun tersebut dengan bentuk kekayaan
lain yang harganya lebih tinggi.
-
Proses penukaran
tersebut (juga proses perubahan susunan bentuk kekayaan akan berjalan terus (
akan dilakukan ) sampai pendapatan marginal dari masing-masing bentuk kekayaan
sama besar.
Perubahan harga relative yang terjadi sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penyesuaian susunan portofolio seseorang.
Misalnya, penambahan jumlah uang sebagai akibat dari kebijaksanaan moneter
membeli surat berharga oleh bank sentral, akan memnyebabkan individu kelebihan
uang dengan bentuk kekayaan yang lain. Harga kekayaan lain akan naik (atau
returnnya turun) produksi juga investasi pada bentuk kekayaan lain akan naik.
Dengan naiknya investasi maka akan menaikkan pendapatan pula. Sehingga jelaslah
dari contoh tersebut bahwa kenaikan jumlah uang beredar akan menaikkan
pendapatan.
d. Jalur Langsung (Teori Moneterist)
Teori menjelaskan bahwa kebijaksanaa moneter bisa
mempengaruhi GNP (Pendapatan) secara langsung. Menurut teori ini, karena
sebenarnya mekanisme transmisi itu begitu kompleks, maka sulit untuk
digambarkan, sehingga tidak bisa dinyatakan secara spesifik dan tidak bisa digambarkan
secara terperinci. Secara skematis mekanisme jalurnya sebagai berikut :
Pengaruh jumlah uang terhadap
pengeluaran total adalah melalui harga
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Penawaran uang adalah jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian suatu Negara pada rentan periode tertentu atau lebih
sederhananya adalah jumlah uang yang beredar. Penaran uang lebih populer
dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Beredarnya jumlah uang
tidak dapat dilakukan dengan semena mena. Melainkan harus melihat faktor-faktor
apa saja yang akan menyebabkan pemerintah dan bank sentral untuk mengambil
sebuah kebijakan.
Kebijakan
yang dimaksud disini adalah kebijakan yang berada di dalam kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah salah satu
factor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan merupakan factor yang dapat
dikontrol oleh pemerintah sehingga sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk
mencapai sasaran kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter juga kebijakan ekonomi
yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berkaitan dengan
pengendalian jumlah uang beredar, pengaturan tingkat suku bunga, dan kredit
Kebijakan
moneter dapat ditempuh adalah kebijakan moneter ekspansif atau yang lebih
dikenal sebagai kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika
pemerintah ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan
moneter yang ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih
dikenal dengan nama kebijakan uang ketat (tight money policy).
b.
Saran
Dengan demikian
sebagai penyusun makalah mengharap kepada semua pembaca agar mulai
mengerti dan paham mengenai penawaran uang, serta dapan mengaplikasikannya
kedalam kurva penawaran uang. Dapat pula mengetahui faktor-faktor penyebab
jumlah uang beredar dan bagaimana mekanisme serta instrument yang digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prasetyo,Eko.
2014. Fundamental Makro Ekonomi.
http://kinantiarin.wordpress.com/teori-penawaran-uang/
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/konsep-permintaan-dan-penawaran-uang.html
http://uasuin.wordpress.com/2012/01/03/instrumen-kebijakan-moneter/
http://bertani-bertani.blogspot.com/2013/10/ekonomi-makro-kebijakan-moneter-dan.html
http://www.ekonomikontekstual.com/2014/09/makna-kurva-permintaan-dan-penawaran-uang.html
https://dewimanroe.wordpress.com/2013/03/13/permintaan-dan-penawaran-uang/
http://www.ekonomikontekstual.com/2014/09/pengertian-penawaran-uang-berdasarkan-ilmu-ekonomi.html
http://mayamarcelinat.blogspot.com/2011/05/kuliahku.html
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteI just got a check for $500.
ReplyDeleteSometimes people don't believe me when I tell them about how much money you can get filling out paid surveys from home...
So I show them a video of myself getting paid $500 for taking paid surveys.
According to information provided by the National Association of Unclaimed Property Administrators, 1:8 people in the United States have unclaimed assets... With claims averaging claims of over $1,000!
ReplyDeleteLookup Federal & State Claimable Cash!