Silahkan Download Makalahnya
Mengelola Komunikasi Pribadi
Mengelola Komunikasi Pribadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Saat ini,
semakin banyak komunikasi pemasaran yang terjadi sebagai dialog pribadi antara
perusahaan dan pelanggannya. Kemajuan teknologi memungkinkan masyarakat dan
perusahaan untuk saling berkomunikasi melalui internet, mesin fax, telepon
seluler, penyeranta, dan peralatan nirkabel lainnya. Dengan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi komunikasi, teknologi baru mendorong perusahaan untuk
beralih dari komunikasi massa ke massa dua arah yang lebih terarah. Kini
konsumen memainkan peran yang lebih banyak untuk berpartisipasi dalam proses
pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengelola Komunikasi Pribadi Merancang
dan Mengelola Tenaga Penjualan, Prinsip-Prinsip Penjualan Personal
2.1. Merancang
Tenaga Penjualan
Kita
mendefinisikan manajemen armada penjual (sales force management) sebagai
analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas aktivitas armada
penjual. Di sini mencakup hal merancang strategi dan struktur armada penjual,
dan merekrut, menyeleksi, melatih, memberi kompensasi, melakukan supervisi, dan
mengevaluasi armada penjual perusahaan.
2.1.1 Rencana Awal Merancang Tenaga Penjualan
Biasanya
penetapan area distribusi secara keseluruhan sudah diberitahukan dan ditulis
dalam perjanjian kerjasama antara distributor. Untuk itu dalam penetapan area
distribusi, yang harus diketahui adalah area distribusi sesuai perjanjian dan
sesuai penetapan yang diberikan oleh Setelah itu langkah selanjutnya adalah
mulai memetidakan area disrtibusi tersebut berdasarkan outlet, geografis yang
ada, volume pembelian (jika ada), dan cara-cara penanganan outlet. Hal ini akan
diuraikan pada bagian berikut:
2.1.1.1 Berdasarkan Tipe Outlet Tradisional dan Pasar
Moderen
Penetapan area
distribusi berdasarkan tipe outlet ini dilakukan dengan cara memilih outlet
yang ada. Kini sudah diketahui bahwa dalam saluran distribusi terdapat outlet
tradisional yang terdiri dari grosir, semi grosir, dan retailer. Tipe outlet
modern terdiri dari minimarket, supermarket, hypermarket, dan institusi.
Perencanaan outlet di sini harus mencakup seluruh kemampuan daya beli tipe
outlet dan daya beli konsumen yang analisanya dapat diperoleh dari pemilik
toko. Oleh sebab itu, perlu dipelajari tipe outlet beserta kemampuan,
kelebihan, dankekurangan bila dihubungkan dengan aktivitas penjualan.
2.1.1.2 Berdasarkan Geografis.
Rencana
penetapan area distribusi berdasarkan geografis ini juga dilakukan banyak
perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan yang muncul biasanya bersangkut paut
dengan biaya yang harus dikeluarkan, efektivitas tenaga penjualan
dalammengelola area distribusi, jarak tempuh, dan keefektifan.
2.1.2 Struktur Armada Penjual
Organisasi
armada penjual yang mengatur tenaga penjual hanya menjual sebagian produk atau
lini perusahaan. Akan tetapi, struktur produk dapat menimbulkan masalah bila
satu pelanggan yang besar membeli berbagai produk. Misalnya, Baxter
International, perusahaan pemasok rumah sakit, mempunyai beberapa divisi
produk, masing-masing mempunyai armada penjual sendiri. Beberapa tenaga penjual
Baxter mungkin mengunjungi satu rumah sakit pada hari yang sama. Ini berarti
bahwa tenaga penjual itu menempuh rute yang sama dan menunggu untuk bertemu
dengan petugas pembelian yang sama. Biaya ekstra ini harus sebanding dengan
manfaat dari pengetahuan produk yang lebih baik dan perhatian pada produk
secara individual.
2.1.2.1 Manajemen Armada Penjual
Analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian aktivitas tenaga penjual. Termasuk
disini merancang strategi dan struktur armada penjual, dan merekrut,
menyeleksi, melatih, memberi kompensasi, melakukan supervisi, dan mengevaluasi
tenaga penjual perusahaan.
2.1.2.3 Struktur Armada Penjual Teritorial
Organisasi
armada penjual yang menugaskan setiap wiraniaga suatu teritori geografi
eksklusif yang pada teritorinya dia menjual seluruh lini produk atau jasa
perusahaan.
Organisasi penjualan teritori
sering kali didukung oleh banyak tingkatan posisi manajemen penjualan.
Misalnya, Campbell Soup baru-baru ini beralih dari struktur armada penjual
produk menjadi teritori, yang pada teritorinya setiap wiraniaga sekarang harus
menjual seluruh produk Campbell Soup. Tingkat terbawah dalam organisasi itu
adalah sales merchandiser yang melapor kepada sales representative, yang
melapor kepada retail supervisor, yang melapor kepada directors ofretailsales
operation, yang melapor kepada satu dari dua puluh dua regional sales manager.
Regional sales manager melapor kepada satu dari empat general sales manager (Barat,
Tengah, Selatan, dan Timur), yang melapor kepada vice-president and general
sales manager.
2.1.2.4 Struktur Armada Penjual Pelanggan
Organisasi
armada penjual yang mengatur tenaga penjual agar hanya menjual kepada pelanggan
atau lini industri tertentu.
2.1.3 Melatih Para Penjual
Program
pelatihan dianggap mewah. Bagi banyak perusahaan, program pelatihan
diterjemahkan meniadai pengeluaran besar untuk pelatih, material, ruang, dan
gaji bagi seseorang yang belum menjual apa-apa, dan kehilangan peluang menjual
selama orang tersebut tidak berada di lapangan.
Akan tetapi, dewasa ini tenaga
penjual baru mungkin menghabiskan waktu antara beberapa minggu atau bulan
sampai setahun atau lebih dalam pelatihan. Tenaga penjual baru di Norton
Company, pabrik ampelas industri, harus mengikuti pelatihan selama 12 bulan.
Program pelatihan mempunyai beberapa sasaran.Tenaga penjual harus tahu dan
merasa bagian perusahaan. Mereka harus tahu produk perusahaan, harus mengetahui
karakteristik pelanggan dan pesaing dan mengenai berbagai tipe pelanggan serta
kebutuhan masing-masing, motif pembelian, clan kebiasaan membeli. Tenaga
penjual harus mengetahui prosedur di lapangan dan tanggung jawab. Mereka
belajar tentang cara membagi waktu antara pelanggan yang aktif dan potensial
serta cara menggunakan biaya, membuat laporan, dan menyampaikan komunikasi
secara efektif.
2.1.4 Kompensasi Tenaga Penjual
Untuk menarik
tenaga penjual, perusahaan harus mempunyai rancangan kompensasi yang
menggiurkan. Rancangan ini amat bervariasi menurut industri dan menurut
perusahaan dalam industri yang sama. Tingkat kompensasi harus dekat dengan
“tarif umum” untuk tipe pekerjaan penjualan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Kompensasi terdiri dari manajemen elemen jumlah tetap, jumlah bervariasi,
pengeluaran, dan tunjangan. Jumlah yang tetap, biasanya gaji, memberikan
wiraniaga sedikit pendapatan tetap. Jumlah yang bervariasi, mungkin disebut
komisi atau bonus berdasarkan pada kinerja penjualan, memberi penghargaan
kepada wiraniaga yang berusaha lebih keras.
Perusahaan harus menentukan
keempat unsur kompensasi tenaga penjualan, yaitu :
Jumlah tetap, Jumlah variabel, Biaya
perjalanan, Tunjangan.
Kompensasi tetap memperoleh
penekanan yang lebih besar dalam pekerjaan dengan rasio tugas nonpenjualan
dengan tugas penjualan yang tinggi, dalam pekerjaan di mana tugas penjualan
tersebut secara teknis memang rumit dan memerlukan kerja sama tim.
Dengan rencana kompensasi yang
menggabungkan upah tetap dan variabel, perusahaan-perusahaan mungkin mengaitkan
bagian variabel upah wiraniaga dengan berbagai jenis tujuan strategi.
Rancangan kompensasi armada
penjual dapat dirancang untuk memotivasi tenaga penjual dan mengarahkan
aktivitas mereka. Misalnya, bila manajemen penjualan ingin tenaga penjual
memberi penekanan pada pengembangan pelanggan baru, perusahaan dapat memberi
bonus kalau berhasil mendapatkan pelanggan baru. Jadi, rancangan kompensasi
harus mengarahkan armada penjual pada aktivitas yang konsisten dengan tujuan
pemasaran secara keseluruhan. Insentif tambahan didasarkan pada pembelian
pelanggan yang sudah ada atau kepuasan pelanggan.
2.1.5 Ukuran Tenaga Penjualan
Begitu selesai
menetapkan jumlah pelanggan yang ingin dijangkau, perusahaan tersebut dapat
menggunakan pendekatan beban kerja untuk menetapkan ukuran tenaga penjualan.
Metode ini terdiri atas kelima tahap berikut :
Pelanggan dikelompokkan menjadi
kelas-kelas ukuran berdasarkan volume penjualan tahunannya
Frekuensi kunjungan yang ingin
ditetapkan untuk masing-masing kelas
Jumlah pelanggan dalam
masing-masing kelas ukuran dikalikan dengan frekuensi kunjungan terkait untuk
memperoleh beban kerja total untuk negara tersebut dalam kunjungan penjualan
per tahun
Jumlah kunjungan rata-rata yang
dapat dilakukan perwakilan penjualan per tahun ditentukan
Jumlah perwakilan penjualan yang
dibutuhkan ditentukan dengan membagi kunjungan tahunan total yang diperlukan
dengan kunjungan tahunan rata-rata yang dilakukan seseorang perwakilan
penjualan
2.2. Mengelola
Tenaga Penjualan
Begitu sudah
menetapkan tujuan, strategi, struktur, ukuran, dan kompensasi, perusahaan
tersebut harus melakukan perekrutan, pemilihan, pelatihan, pengawasan,
pemberian motivasi dan pengevaluasian perwakilan penjualan. Berbagai kebijakan
dan prosedur menuntun keputusan-keputusan ini.
2.2.1 Merekrut dan Memilih Perwakilan Penjualan
Inti tenaga
penjualan yang berhasil adalah pemilihan perwakilan yang efektif. Pemilihan
wakil penjualan akan berjalan sederhan andaikata orang sudah mengetahui ciri
apa saja yang lebih disukainya. Kebanyakan pelanggan mengatakan mereka
menginginkan prewakilan penjualan yang jujur, dapat diandalkan, berpengetahuan
luas, dan membantu.Setelah menyusun kriteria pemilihannya, manajemen harus
melakukan rekrutmen. Departemen sumberdaya manusia mencari pelamar dengan
berbagai cara, termasuk meminta nama dari perwakilan penjualan sekarang,
menggunakan agen tenaga kerja, memasang iklan lowongan kerja, dan menghubungi
mahasiswa. Prosedur pemilihan dapat berbeda-beda dari hanya wawancara informal
hingga ujian. Banyak perusahaan memberikan ujian resmi kepada pelamar
penjualan.
2.2.2 Melatih dan Menyeleksi Perwakilan Penjualan
Pelanggan
dewasa ini mengharapkan wiraniaga memiliki pengetahuan produk yang mendalam,
menambah pengetahuan untuk meningkatkan operasi pelanggan, dan tampil efisiensi
dan dapat diandalkan. Tuntutan-tuntutan ini telah mengharuskan perusahaan
melakukan investasi yang jauh lebih besar dalam pelatihan penjualan.
Masing-masing perusahaan berbeda
dalam seberapa dekat manajemen mengawasi perwakilan penjualan. Kebanyakan
perwakilan penjualan yang dibayar berdasarkan komisi umumnya mendapatkan
pengawasan yang lebih sedikit. Perwakilan yang menerima upah dan harus menanggani
pelanggan tertentu kemungkinan akan menerima pengawasan yang lumayan banyak.
2.2.3 Produktivitas Perwakilan Penjualan
Suatu
penelitan terbaru menunjukkan bahwa perwakilan penjualan dewasa ini
menghabiskan terlalu banyak waktu untuk melakukan penjualan kepada pelanggan
yang lebih kecil dan kurang menguntungkan padahal mereka seharusnya lebih
memfokuskan pada pelanggan yang lebih besar dan yang lebih menguntungkan.
2.2.4 kaidah Untuk Kunjungan Calon
Perusahaan-perusahaan
sering menentukan seberapa banyak waktu yang seharusnya digunakan perwakilan
untuk mencari pelanggan baru. Perusahaan-perusahaan menetapkan standar
pencarian calon pelanggan karena sejumlah alasan. Jika dibiarkan bertindak
sendirian, banyak perwakilan penjualan akan menghabiskan sebagaian besar
waktunya kepada pelanggan sekarang, yang jumlahnya sudah diketahui. Perwakilan
dapat bergantung pada mereka untuk menghasilkan sedikit bisnis, sedangkan calon
pelanggan mungkin tidak akan pernah menghasilkan bisnis sedikitpun.
2.2.5 Menggunakan Waktu Penjualan Secara Efisien
Penelitian
menunjukan bahwa perwakilan penjualan terbaik adalah orang-orang yang mengelola
waktunya secara efisien. Salah satu alat perencanaan adalah analisis
waktu-dan-tugas, yang membantu perwakilan memahami bagaimana mereka
memanfaatkan waktunya dan bagaimana mereka dapat meningkatkan produktivitasnya.
2.2.6 Memotivasi Perwakilan Penjualan
Untuk
meningkatkan motivasi, pemasar mendorong semua jenis imbalan intrinsik dan
imbalan ekstrinsik. Sebuah studi riset yang mengukur pentingnya perbedaan
imbalan menemukan bahwa imbalan yang tertinggi adalah gaji, disusul kenaikan
jabatan, pengembangan pribadi, dan rasa keberhasilan. Imbalan yang nilainya
terkecil adalah disukai, rasa hormat, rasa aman, dan penghargaan. Namun peneliti
tersebut juga menemukan bahwa pentingnya alat motivasi berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik demografis imbalan keuangan yang paling dihargai wiraniaga
yang lebih tua dan bekerja lama dan bagi yang memiliki keluarga besar. Imbalan
derajat yang lebih tinggi (rasa hormat, rasa aman, dan rasa keberhasilan) lebih
dihargai oleh wiraniaga muda yang belum menikah dan memiliki keluarga kecildan
biasanya dengan pendidikan formal yang lebih tinggi.
2.2.7 Mengevaluasi Perwakilan Penjualan
Kita telah
menjelaskan aspek-aspek umpan-maju (feed forward) pengawasan penjualan,
bagaimana manajemen mengkomunikasikan apa yang seharusnya dilakukan perwakilan
penjualan dan memotivasi mereka untuk melakukannya; tetapi umpan maju yang baik
memerlukan umpan balik (feed back) yang baik, yang berati mendapatkan informasi
secara teratur dari perwakilan yang mengevaluasi kinerja.
2.2.8 Sumber Informasi
Sumber
informasi terpenting tentang perwakilan penjualan dalah laporan penjualan.
Informasi tambahan dapat diperoleh melalui pengamatan pribadi, surat dan
keluhan pelanggan, survei pelanggan, dan pembicaraan dengan
perwakilan-perwakilan penjualan lainnya. Laporan penjualan di bagi antara
rencana kegiatan (aktivity plans) dan catatan hasil-hasil kegiatan (write up
ofactivity result). rencana tersebut menjelaskan kunjungan dan perjalanan yang
dimaksudkan. Laporan ini memaksa perwakilan penjualan merencanakan dan
menjadwalkan kegiatan-kegiatannya, memberitahukan manajemen mengenai
keberadaannya, dan menjadi dasar untuk membandingkan antara rencana dan
pencapaian mereka.
2.2.9 Evaluasi Normal
Ada beberapa
pendekatan untuk melakukan evaluasi. Salah satu jenis evaluasi membandingkan
kinerja sekarang dengan kinerja masa lalu. Evaluasi dapat juga menilai
pengetahuan wiraniaga tentang perusahaan tersebut, produk, pesaing, wilayah,
dan tanggung jawab.
2.3. Prinsip-Prinsip
Penjualan Pribadi
Wiraniaga yang
efektif memiliki lebih sekedar dari naluri; mereka dilatih tentang
metode-metode analisis dan manajemen pelanggan. Pendekatan-pendekatan pelatihan
penjualan berupaya merubah seseorang wiraniaga dari penerima pesanan yang pasif
mencadi pencari pesana yang aktif yang terlibat dalam penyelesaian pelanggan.
2.3.1 Enam Langkah
2.3.1.1 Mencari Pelanggan Dan Mencari Kualifikasi
Langkah
pertama dalam penjualan adalah mengidentifikasi dan mengkualifikasi calon.
Lebih banyak perusahaan mengambil tanggung jawab untuk mencari dan
mengkualifikasi calaon sehingga wiraniaga tersebut dapat mengunakan waktu
mereka melakukan apa yang dapat mereka lakukan dengan paling baik penjualan.
2.3.1.2 Pendekatan Pendahuluan
Wiraniaga
tersebut seharusnya menetapkan tujuan kunjungan: menentukan kualifikasi calon,
mengumpulkan informasi, melakukan penjualan langsung. Tugas lainnya dalah
memutuskan pendekatan hubungan terbaik, mungkin berupa kunjungan pribadi,
telpon, atau surat.
2.3.1.3 Presentasi Dan Peragaan
Wiraniaga
sekarang menyampaikan “cerita“ produk-produk tersebut kepada pembeli dengan
mengikuti rumus AIDA untuk memperoleh perhatian (attension), mempertahankan
minat (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menghasilkan tindakan
(action). Wiraniaga tersebut menngunakan pendekatan fitur (feature), keuntungan
(advantage), manfaat (benefit), dan nilai (value) atau FABV.
2.3.1.4 Mengatasi Keberatan
Pelanggan
biasanya mengajukan keberatan-keberatan selama presentasi atau ketika melakukan
pemesanan. Untuk menanggani keberatan-keberatan ini seorang wiraniaga
menggunaka pendekatan yang positif, meminta pembeli menjelaskan keberatan
mereka, bertanya kepada penbeli dengan cara mengharuskan pembeli tersebut
menjawab sendiri keberatannya, menyangkal kebenaran keberatan tersebut atau
mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
2.3.1.5 Menutup Penjualan
Sekarang,
wiraniaga mencoba menutup penjualan. Ada beberapa teknik penutupan. Mereka
dapat meminta untuk melakukan pemesanan, meringkas butir-butir kesepakatan,
menawarkan untuk membantu sekretaris menuliskan pesanan. Wiraniaga tersebut
mungkin menawarkan pancingan khusus kepada pembeli untuk menutup penjualan, seperti
harga khusus, juml;ah tambahan gratis, atau pemberian hadiah.
2.3.1.6 Tindak Lanjut Dan Pemeliharaan
Langsung
setelah melakukan penutupan, wiraniaga tersebut mempertegas perincian yang
diperlukan mengenai waktu pengiriman, syarat pembelian, dan hal-hal lain yang
dirasa penting bagi pelanggan tersebut. Wiraniaga tersebut seharusnya
menjadwalkan kunjungan berikutnya setelah pesanan pertama sudah diterima guna
untuk memastikan telah dilakukan pemasangan, intruksi, dan pelayanan yang
tepat. Wiraniaga tersebut seharusnya juga menyusun rencana pemeliharaan dan pertumbuhan
pelanggan tersebut.
2.3.2 Negosiasi
Dalam
pertukaran negoisasi, harga, dan ketentuan lainnya melalui perilakuperundingan,
dimana kedua belah pihak atau lebih menegoisasikan kesepakatan-kesepakatan
jangka panjang yang mengikat. Pemasar yang berada dalam kondisi perundingan
memerlukan sifat dan keahlian tertentu untuk tampil efektif. Yang terpenting
adalah kemampuan mempersiapkan dan merencanakan, pengetahuan mengenai pokok
masalah yang dinegoisasikan, kemampuan untuk berpikir jelas dan cepat dalam
situasi tertekan dan dalam ketidakpastian, kemampuan mengungkapkan pikiran
secara lisan, keterampilan mendengarkan, penilaian dan kecerdasan umum,
integritas, kemampuan mempengaruhi pihak lain, dan kesabaran.
2.3.2.1 Pemasaran Hubungan
Pelanggan
dewasa ini sangat banyak dan sering bersifat global. Mereka lebih menyukai
pemasok yang dapat menjual dan mengirimkan beberapa produk dan layanan yang
terkoordinasi keberbagai lokasi; yang cepat dalam memecahkan masalah yang
timbul ditempat yang berbeda-beda; an yang dapat bekerja erat dengan tim
pelanggan untuk meningkatkan produk dan prosesnya.Wiraniaga yang bekerja sama
dengan pelanggan harus bertindak lebih daripada sekedar berkunjung ketika
mereka pikir pelanggan sudah siap melakukan pemesanan.Apabila program manjemen
hubungan diterapkan secara tepat, organisasi tersebut akan mulai memusatkan
banyak perhatian dalam pengelolaan pelanggannya sama seperti pada pengelolaan
produk-produknya.Akhirnya, perusahaan-perusahaan harus menilai segmen mana dan
pelanggan tertentu mana yang akan menanggapi manajemen hubungan tersebut secara
menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa di ambil dalam Manajemen
Penjualan adalah manajemen penjualan memiliki peran dalam mengadministrasikan
fungsi penjualan tatap muka. Peranan administrasi ini mencakup perencanaan,
manajemen dan pengendalian program-program penjualan . Penjualan merupakan
kegiatan terdepan perusahaan di dalam menghasilkan sesuatu dari proses
pertukaran yang trjadi di pasar.proses pertukaran inilah yang di katakan dengan
penjualan. . Faktor – faktor yang mempengaruhi penjualan sampai proses dalam
penjualan di bahas dalam makalah ini di mana proses adalah strategi penjualan
ditetapkan maka untuk selanjutnya maka manajemen tentu harus melaksanakannya
dan mengelola pelaksanaan penjualan.
3.2 Saran
Saran dalam
Pembahasan makalah tentang Mengelola Komunikasi Pribadi : Pemasaran langsung
danPemasaran Interaktif, Berita dari Mulut ke Mulut dan Penjualan Personal
adalah dalam melakukan Kegiatan Manajemen Penjualan apa yang harus di lakukan seorang tenaga kerja
dan Manajer harus di rencanakan secara
matang terlebih dahulu jadi bisa memprediksi kemungkinan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang. Untuk memperbaiki suatu perusahaan menjadi berkembang
dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment